Page 199 - Buku Kemdikbud Ki Hadjar Dewantara
P. 199

mengubah haluan kebijakan politiknya dari semangat politik Etis

            dan di bawah pengaruh Perang Dunia Pertama yang membawa
            berbagai  akibat  terutama  keadaan  perekonomian  tidak  hanya
            di lingkungan Eropa dimana perang itu berlangsung melainkan
            juga di kawasan koloni.  Kancah kebangkitan politik kebangsaan

            disemaraki oleh pergerakan partai politik lainnya yang radikal
            terutama  Sarekat Islam dan ISDV, cikal bakal dari Partai
            Komunis  Indonesia,  selain  kehadiran  Serikat-serikat  Pekerja.
            Di bidang pendidikan,  pendirian  Muhammadiyah   menandai

            dan mewarnai ranah perjuangan yang kian meluas ke berbagai
            kalangan dan lapisan elite terjajah.
                   Perkembangan politik kolonial dan kebijakan pemerintah
            Hindia Belanda ikut membentuk alasan Suwardi untuk terjun

            dalam perjuangan di lapangan pendidikan. Penggantian jabatan
            Gubernur Jenderal Hindia Belanda, dari van Limburg Stirrum ke
            de Fock, pada tahun 1921 membawa sikap dan tindakan politik
            yang lebih represif terhadap pergerakan kebangsaan.  Penjelasan

            berikut  memaparkan  bagaimana  keadaan  dan  perkembangan
            politik itu mempengaruhi sikap dan cara perjuangannya, yaitu:
            “Ketika  di dalam  partai  N.I.P timbul  ketidak-sesuaian  paham
            di antara  pemimpin-pemimpinnya  mengenai  sikap terhadap

            pemerintah, lagi pula perkembangan nasionalisme di kalangan
            anggota-anggotanya  sudah sangat  merosot,  maka  sejak  1921
            Suwardi Suryaningrat  memilih  jalan  baru  untuk  melanjutkan
            perjuangannya. Bidang yang dipilihnya sama dengan Douwes

            Dekker. Pada saat itu lahirlah putera yang ketiga, seorang puteri

                               Sekilas Tentang Langkah Perjuangan Soewardi  199
   194   195   196   197   198   199   200   201   202   203   204