Page 232 - Seribu Alasan untuk Mati Hari Ini dan Kumpulan Cerpen
P. 232
“Aku punya alasan sendiri, Lastri. Alasan yang tidak perlu
aku utarakan ke kamu ataupun dirinya. Satu-satunya hal
terbaik yang bisa aku lakukan ketika melihat dirinya
adalah tersenyum, tertawa, atau ikut mendengarkan
semua cerita tentang kesehariannya.”
“Apa kamu tahu kanker yang menggerogoti ibu kamu
sudah di tahap kritis? Kanker payudara stadium IV, Rio!
Hanya kekuatan seorang ibu yang membuatnya sanggup
terlihat sehat di hadapan kamu selama beberapa hari ini!”
kata Lastri sambil menatapku dengan berlinang air mata.
“Aku bisa apa, Lastri?! Pikirmu aku tidak punya hati?
Pikirmu aku tidak bersimpati dengan penderitaan yang
sedang dia hadapi? Tapi aku bisa apa, Lastri?!” jawabku
dengan emosional.
“Tarik pernyataan penolakan grasi kamu, Rio. Saya bisa
bantu kamu. Cukup tanda tangani formulir ini…” Kata
Lastri sambil memperlihatkan tumpukan berkas di atas
meja di hadapannya.
“Kamu buang-buang waktu, Lastri. Besok kamu bawa
ibuku ke sini, dan kamu tunggu di luar!” kataku dengan
kesal sambil meninggalkan dia sendiri di situ.
*
“Saya harus bagaimana, Rio?” tanya Roni.
Dia duduk di sampingku sambil mengangkat kedua
kakinya di atas meja, di pangkuannya ada sebungkus
keripik kentang kesukaannya. Sesekali dia melahapnya.
230