Page 227 - Seribu Alasan untuk Mati Hari Ini dan Kumpulan Cerpen
P. 227
kakinya mundur, tak menyadari ada bahaya yang
mengincar di belakangnya. Tiba-tiba, dia oleng, tubuhnya
terhempas ke belakang, tepat ke arah deretan anak
tangga yang turun ke bawah.
Kejadiannya begitu cepat, laki-laki itu berguling jatuh, dan
kepalanya sempat terbentur hiasan kuda besi di terali
pegangan tangan di dasar tangga, hingga akhirnya
tergeletak tak bernyawa di lantai. Tidak jauh di dekatnya,
aku melihat seperangkat meja kursi tamu yang terbuat dari
kayu jati. Tanpa berpikir panjang aku meraih salah satu
kursi, lalu berulang kali menghantamkannya ke wajah dan
sekujur tubuh lelaki itu.
“Mas Rio! Hentikan!” teriak Wanda yang ketakutan
menghampiriku.
Aku tidak menggubrisnya dan terus memukul tubuh kaku
di hadapanku sampai kursi itu hancur menjadi bilah-bilah
kayu. Wanda panik dan mencoba keluar sambil berteriak
meminta tolong.
“Tolong! Penjaga! Tolong!” teriaknya.
Aku tidak tinggal diam. Aku berlari menghampirinya, dan
dengan menggunakan bilah kayu jati dari kursi yang rusak
itu, aku memukuli kepalanya, hingga dia jatuh terkapar di
lantai. Aku memukulnya berulang kali, tepat di kepala,
hingga lantai itu tergenang dengan darah.
Sadar bahwa Wanda juga sudah tidak bernyawa, aku
buang bilah kayu itu, lalu aku tarik kedua tangannya,
225