Page 223 - Seribu Alasan untuk Mati Hari Ini dan Kumpulan Cerpen
P. 223
yang buruk seperti itu, ketika bersama almarhum
bapakmu…” Kata ibu sambil menunduk malu.
“Sudah, bu. Jangan dikenang yang tidak perlu. Aku
senang sekali bisa berjumpa ibu hari ini. Juga aku
berterima kasih ke Lastri yang sudah membantu ibu untuk
menemukan aku.” Kataku sambil menatap ke Lastri.
“Sudah menjadi tugas saya di LSM ini, mas Rio,” kata
Lastri.
Sejam berikutnya, aku mendengarkan ibu berkisah
tentang kehidupannya bersama Simon yang ternyata tidak
bahagia. Bagaimana laki-laki yang dikiranya sempurna itu
ternyata adalah seorang pemabuk dan penjudi. Berbeda
seratus delapan puluh derajat dengan almarhum ayahku.
Diakui oleh ibu, bahwa Simon saat itu memang hidup
bergelimang harta, semua kemewahan yang bisa
ditawarkan untuk seorang perempuan agar hidup layak,
sanggup disediakan di hidup ibu. Tetapi sudah menjadi
karakter manusia yang tidak pernah puas, kata ibu, sebab
tabiat mabuk dan judi yang menjadi gaya hidup Simon,
justru menjadi penyebab banyaknya episode
pertengkaran mereka.
Ibu memulai hubungan bersama Simon dengan
mengkhianati cinta almarhum ayahku. Pada akhirnya,
Simon juga mengkhianati cinta ibu, dengan memulai
hubungan bersama perempuan lain yang dikenalnya di
meja judi.
221