Page 221 - Seribu Alasan untuk Mati Hari Ini dan Kumpulan Cerpen
P. 221

“Bagaimana  perlakuan  semua  orang  di  sini  terhadap
            kamu?”

            “Baik,  ibu. Hidup  di  penjara tidak semenyeramkan yang
            ibu dengar dari cerita orang, atau lihat di film-film. Di sini
            semuanya  manusiawi,  tidak  ada  penyiksaan,  apalagi
            pelecehan. Kami diajarkan disiplin, mengisi waktu dengan
            kegiatan  berkelompok  berupa  pekerjaan  yang  sudah
            dirancang dan dijadwalkan dari pengawas, serta makan
            dan  mandi  secara  teratur.  Setiap  empat  bulan  sekali,
            malah  kami  diikutkan  check  up  rutin  oleh  dinas
            kesehatan.”

            “Ibu  juga  jadi  ingin  masuk  penjara  kalau  begitu,  nak.
            Semuanya terjamin. Bisa setiap hari bertemu kamu,” kata
            ibu sambil memasang senyum, aku pun bereaksi dengan
            tertawa kecil.

            “Narapidana yang perempuan ada blok selnya sendiri, bu.
            Kami tidak diperbolehkan bertemu dan saling kenal. Kalau
            ibu dipenjara juga, mana bisa bertemu seperti ini,” kata-
            kataku dibalas dengan senyuman oleh ibu.


            “Lalu siapa yang jenguk kamu, nak? Istri dan anak, atau,
            pacar?”

            “Ah,  ibu!  Banyaknya  pertanyaan  ibu  ini,”  aku
            memandangnya sambil tersenyum.

            “Maafkan ibu, nak. Banyak sekali yang ingin ibu ketahui
            tentang  hidup  kamu.  Jangan  bosan  kamu  jawab,  ya,
            anakku,”  kata  ibu  yang  kali  ini  sudah  menggenggam
            tanganku.
                                     219
   216   217   218   219   220   221   222   223   224   225   226