Page 8 - 1. Modul Bab 9
P. 8
logistik dan keperluan lain. Inilah yang dikenal dengan strategi Perang Rakyat
Semesta.
Sementara TNI berhasil mengatur pertahanannya, Dewan Keamanan PBB
mengambil tindakan. Wakil Amerika Serikat menyerukan gencatan senjata dan
memerintahkan KTN bekerja kembali. Belanda ditekan dengan mengancam
penghentian bantuan Marshaal Plan (Bantuan Amerika Serikat pada negara-
negara untuk membangun industri yang rusak selama perang Dunia II).
Perundingan pertama dimulai antara PM Belanda Dr. Beel, Prf. Dr. Supomo,
dan anggota-anggota delegasi RI pada perundingan Renville. Selain itu antara RI
dan negara-negara buatan Belanda yang tergolong dalam BFO (Bjeenkomst voor
Federal Overleg) juga diadakan pendekatan. BFO kemudian menemui Presiden
dan Wakil Presiden yang sedang ditawan di Bangka. Pihak RI mengajukan usul
agar dibicarakan tentang pengakuan kedaulatan, penarikan pasukan Belanda
dan pengembalian Pemerintahan RI di Yogyakarta. BFO menyatakan dukungan
pengembalian pemerintahan RI di Yogyakarta dan menyerukan agar PBB
membentuk suatu panitia untuk membantu melaksanakan resolusi PBB di
Indonesia.
Pada bulan April perundingan dimulai antara delegasi Indonesia yang
dipimpin oleh Mr. Mohammad Roem dan Dr. J. H. Van Royen dari pihak Belanda.
Pertemuan di Hotel Des Indes (kini Duta Merlin) itu diawasi dan dipimpin Marle
Cochran, wakil dari Amerika Serikat dalam komisi PBB (UNCI: United Nations
Commision of Indonesia). Dalam perundingan ini pihak Indonesia menuntut agar
Presiden dan Wakil Presiden dikembalikan ke Yogyakarta dan agar Belanda
mengakui RI. Perundingan berjalan sangat lamban, sehingga Drs. Hatta
didatangkan dari Bangka untuk langsung berunding dengan Dr. Van Royen.
Dengan demikian pada bulan Mei 1949 dicapai persetujuan Roem-Royen dan
pemerintah Indonesia dikembalikan ke Yogyakarta, setelah cara-cara
pengosongan Yogyakarta oleh tentara Belanda disepakati.
Setelah perundingan dengan pihak BFO yang sudah dimulai sejak di
Bangka, maka pada bulan Juli 1949 di Yogyakarta dicapai persetujuan bahwa akan
dibentuk negara federal yang bernama RIS. Kemudian diselenggarakan
Konferensi Antar Indonesia di Jakarta (Juli) yang dipimpin Drs. Hatta dan berhasil
memutuskan untuk membentuk Panitia Persiapan Nasional sebelum maju ke KMB
(Konferensi Meja Bundar).
Konferensi Meja Bundar dimulai di Den Haag pada tanggal 23 Agustus 1949
dan berakhir pada tanggal 2 November 1949. Hasilnya direalisasikan oleh KNIP
pada tanggal 14 Desember 1949. Pada tanggal 16 Desember 1949 diadakan
Pemilihan Presiden RIS dan pada keesokan harinya Soekarno disahkan sebagai
Presiden RIS. Pada tanggal 20 Desember 1949 kabinet RIS
7