Page 104 - Sejarah Peradaban Maritim_eBook
P. 104
Para pedagang perantara Minangkabau dengan tujuan saling melindungi. Muatan tiap
bekerja hanya sampai di Pelalawan. Sesudah perahu sampai 200 pikul dengan 15 sampai 30
itu, barang dagang diserahkan kepada kapten orang awak. Dalam aktivitas perdagangan ini, tiap
kapal Melayu. Dobbin menuliskan bahwa belum awak memiliki bagian dari muatan yang dibawa,
ada data akurat mengenai biaya transpor dan sama seperti kaptennya. 192
perbedaan harga antar kapten kapal. Apa yang
Berkembanganya perdagangan kopi di
dapat diperkirakan adalah harga jual kopi di pasar Minangkabau dan jalinan dagang dengan
Halaban, Taram atau Mungkar adalah f 8 per
setengah pikul dan ditambah biaya transpor f 1,60 Singapura bergantung pada jalur darat dan
pelayaran sungai di wilayah Riau pada saat itu.
ke pangkalan yang terdekat pada 1834. Sehingga
harga jual kopi menjadi f 9,60 per setengah pikul. Perdagangan kopi dengan Singapura tumbuh
secara bertahap, dengan gambir dan akasia sebagai
Belum lagi biaya transpor ke Singapura sebesar f
8,30, temasuk biaya untuk bea cukai. Sehingga ekspor awal Minangkabau ke pelabuhan baru
ini. Perkembangan Singapura yang begitu cepat
harga jual di Singapura untuk satu pikul kopi
tidak boleh lebih dari harga belinya di Padang. sebagai entrepot untuk seluruh Asia Tenggara juga
mendukung berkembangnya pesatnya aktifitas
Ada kemungkinan harga tersebut bisa lebih tinggi
di Padang. Namun kemudian para pedagang perdagangan kopi. Pada 1825, sekitar 1.088 pikul
kopi tiba di Singapura dari Minangkabau melalui
perantara sudah cukup puas dengan keuntungan
yang didapat dari perdagangan barang-barang Sungai kampar. Pada 1826 terjadi peningkatan
ekspor sebesar 4.452 pikul dan pada 1829 mencapai
impor dari Singapura dengan harga yang sangat
murah. 190 9.600 sampai 12.000 pikul kopi yang diekspor ke
Singapura tiap tahunnya. 193
Pada abad ke-17 hingga ke-18, ketika
bangsa Barat sudah turut serta dalam aktivitas Aktifitas perdagangan di Pantai Timur
perdagangan di Sumatera bahkan hingga Sumatera terus berkembang sampai kemudian
mengalami kemunduran pada tahun 1841.
pedalaman, jalur Pantai Timur Sumatera terbukti
paling mudah dituju dan dicapai. Bahkan pada Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya
bahwa perdagangan Minangkabau pada saat itu
saat perdagangan kopi Minangkabau sedang
meroket, daerah di pangkalan dan muara sungai sangat bergantung kepada jalur sungai di Riau.
Baik melalui jalur darat dan jalur sungai, para
di Riau mengalami perkembangan ekonomi.
Contohnya adalah Pelalawan, daerah tersebut pedagang Minangkabau melakukan ekspor impor
ke Johor, Penang dan Singapura. Ditemukan
dibangun di atas rakit dan tiang di tengah belukar 194
lebat yang tak dihuni. Penduduk Palalawan terdiri bukti tunggakan piutang NHM di Padang dan
Payakumbuh sebesar f 1.600.000. Sebagian besar
dari orang Minangkabau, Johor dan Melayu
pesisir. Mereka memilih untuk menanam tanaman tunggakan itu dimiliki oleh pedagang Cina dan
Melayu. Hingga tahun 1844, volume perdagangan
195
dagang di pelabuhan. Masyarakat pedagang hidup
dan menjalankan usaha terpisah dari orang kaya Minangkabau belum pulih sepenuhnya. keadaan
itu tentu mempengaruhi aktifitas perdagangan di
Siak yang menguasai Pelalawan. Terdapat bukti
191
bahwa orang-orang kaya di Pelalawan, seperti di sungai-sungai di Riau.
Siak, juga memiliki perahu-perahu besar untuk
disewakan. Pada umumnya, perahu-perahu dari
Pelalawan menyeberang ke Singapura secara
berbarengan sebanyak 10 atau 12 rombogan
103