Page 109 - Sejarah Peradaban Maritim_eBook
P. 109
Terkait dengan industri perikanan di Riau, mendukung tingginya populasi ikan.
Bagansiapiapi menjadi satu-satunya onderafdeeling
Intervensi pemerintah kolonial di Riau
yang aktifitas perdagangannya bergantung juga hadir dalam industri perikanan dan garam.
pada ikan dan garam, bukan perkebunan. Hal
ini didukunag dengan melimpahnya ikan di Garam yang menjadi bahan pengawet ikan,
perdagangannya dikontrol oleh pemerintah
Muara Rokan. Arus pasang laut di Muara Rokan
mengangkat lumpur dari dasar laut yang menjadi kolonial. Pada 1902, pemerintah kolonial
menerima pemasukan dari monopoli garam
zat makanan ikan. keunikan Muara Rokan
adalah bentuk alirannya yang berkelok-kelok sebesar f9.456.466. kemudian meningkat lagi
menjadi f.122.633.988,21 pada 1913. Pemasukan
dan hantaman arus sungai yang memperkuat
turbulensi sehingga kadar oksigen tinggi dan baik tersebut terus meningkat seiring dnegan
bertambahnya permintaan ikan dari Bagansiapiapi
untuk pertumbuhan ikan. Belum lagi hamparan 208
207
hutan mangrove di Muara Rokan yang semakin yang diekspor ke Singapura.
Foto Perkampungan Orang Cina di Tepi Sungai Siak tahun 1925
Sumber: koleksi kIT Arsip Nasional
Peranan orang Tionghoa dalam memajukan pengiriman garam. Sebelum adanya serikat, para
industri ikan dan garam di Riau juga sangat petani garam menjual garam dengan harga yang
menonjol. Ada dua organisasi yang mengelola lebih tinggi dari ketetapan pemerintah. Serikat
monopoli garam di Bagansiapiapi yang dipercayai mengontrol harga jual garam dengan batasan harga
Belanda. Pertama, Serikat Garam Chin Tong. f 3 per pikul. Selain itu, ada juga serikat garam yang
Serikat ini mengelola penjualan, penyimpanan dan dipimpin khoe, yang bekerjasama dengan kapitan
108