Page 165 - Pemikiran Agraria Bulaksumur Telaah Awal atas Pemikiran Sartono Kartodirdjo Masri Singaarimbun dan Mubyarto
P. 165
Pemikiran Agraria Bulaksumur
Pangan juga merupakan masalah yang genting ketika jumlah
penduduk demikian padat. Di jawa beras dan jagung adalah
makanan pokok sampai menjelang akhir abad 19. Namun sejak
pergantian abad itu (-19) ubi—yang kandungan proteinnya 1,5
% lebih sedikit dari beras yang 7,5 % dan jagung 9 %—sudah
makin banyak dikonsumsi baik sebagai pelengkap atau pengganti
beras. Masri menegaskan bahwa semakin banyak produksi dan
konsumsi ubi di Jawa menunjukkan adanya problem pangan
yang nyata. Hal ini dikuatkan dengan pendapat Napitupulu
berikut.
When a district produces more than 50 kg of cassava per head per year, it
is very likely that many of the inhabitants use it as their staple food,
which means that many will suffer from malnutrition (Napitupulu,1968) 83
Malnutrisi pertama kali terjadi di Jawa Tengah yang meru-
pakan propinsi terpadat di Jawa dan kemudian menyeber ke Jawa
Timur dan Jawa Barat. Sebuah studi yang dilakukan Timer (1961)
menunjukkan bahwa kasus malnutrisi adalah penyebab utama
kematian anak-anak dari usia 1 sampai 7 tahun di Yogyakarta. 84
Dari Sriharjo, Masri melihat dan pelan-pelan menyadari bahwa
desa yang terlampau padat penduduknya bisa dipastikan terda-
pat masalah kemiskinan yang meluas, pengangguran, dan masa-
lah kekurangan gizi. Dalam tulisan lainnya, Masri menyebutkan
bahwa beberapa negara yang mengalami wabah kematian akibat
kelaparan karena kekurangan makanan dan sekaligus mene-
83 Masri Singarimbun, “Some Concequnces of Population Growth in
Java,” Op.cit., p. 5.
84 M. Timer, Child Mortality and Population Pressure in the D.I. Yogyakarta,
Java, Indonesia (Rotterdam: Bronder-offset, 1961), p. 307. dalam Masri Singa-
rimbun, “Some Concequnces of Population Growth in Java,” Ibid., p. 7-8.
146