Page 170 - Pemikiran Agraria Bulaksumur Telaah Awal atas Pemikiran Sartono Kartodirdjo Masri Singaarimbun dan Mubyarto
P. 170

Pemikiran Masri Singarimbun
               mencari pekerjaan di desa sepanjang musim. Akibatnya tidak
               ada pilihan lain selain pergi ke kota untuk mencari pekerjaan
               yang dianggapnya bisa memberikan harapan. Jika apa yang mere-
               ka inginkan itu tidak mereka dapatkan di kota, pilihan lain adalah
               hidup menggelandang, ada yang mengemis, mencari puntung
               rokok, mengumpulkan karton-karton dan plastik. Mereka yang
                                                              91
               punya keberanian, ada yang jadi pencuri atau penodong.  Semua
               persoalan di atas ditumpukan kepada ledakan penduduk yang
               begitu besar dan belum berhasil dikendalikan. Faktor lain luput
               dari penglihatan Masri yang juga merupakan bagian dari
               penyebab merebaknya urbanisasi dan berbagai persoalan kemis-
               kinan di kota-kota besar. Kebijakan pemerintah berorientasi per-
               tumbuhan dimulai pada 1967-an bersama dengan investasi swasta
               membangun pusat-pusat pertumbuhan di kota-kota besar. Hal
               ini juga ikut merangsang konsentrasi populasi yang hidup di
               wilayah-wilayah urban. Konsentrasi populasi di dalam dan di
               sekitar kota-kota besar dimana pergerakan barang-barang dan
               jasa-jasa demikian besar, menghasilkan urbanisasi di wilayah-
               wilayah yang dekat dengan pusat pertumbuhan. Segera tampak
               dari konsentrasi populasi itu adalah kualitas lingkungan yang
               buruk, kondisi pemukiman yang tidak sehat, sanitasi dan air
               bersih yang kian sulit didapat. Industri manufaktur yang di-
               bangun dari investasi swasta itu memerlukan prasyarat kete-
               rampilan baru yang tidak dimiliki pendatang dari desa yang
               terdesak kondisi kemiskinan. Sehingga industri-industri itu tidak
               dapat menyerap makin banyaknya populasi urban. Keterampilan
               agraris yang lama tidak lagi compatible dengan modus produksi


                   91  “Penyebab Gelandangan: Ekonomi, Kesempatan Kerja, dan Ledakan
               Penduduk”, Sinar Harapan, Jum’at, 26 Februari 1982.

                                                                   151
   165   166   167   168   169   170   171   172   173   174   175