Page 171 - Pemikiran Agraria Bulaksumur Telaah Awal atas Pemikiran Sartono Kartodirdjo Masri Singaarimbun dan Mubyarto
P. 171
Pemikiran Agraria Bulaksumur
kapitalisme baru dalam daur industrialisasi di Indonesia. 92
Analisis demikian tidak begitu muncul dalam pemikiran
Masri tentang kemiskinan perkotaan dan kondisi masyarakat
urban. Hal ini menjadi jelas ketika melihat situasi traumatik yang
menjadi dasar bangunan kekuasaan di Indonesia pada saat itu.
Analisis ilmuwan sosial tampak sangat berhati-hati dan meng-
hindari peletakkan sebab kemiskinan sebagai masalah struktural.
Alih-alih, mereka menempatkan persoalan kemiskinan sebagai
sesuatu yang lebih banyak bersifat voluntaristik daripada deter-
ministik. Tetapi ketiadaan analisis yang demikian juga dapat dise-
babkan oleh kekurangan alat baca struktural daripada alat baca
kebudayaan yang lebih menekankan faktor manusia sebagai
penyebab dari kondisi yang sulit bagi individu untuk memilih. 93
Pertanyaan penting untuk diajukan dalam diskusi ini adalah
bagaimana semua persoalan itu dipecahkan, tentu saja dalam kon-
teks pemikiran Masri? Secara makro ia melihat ada dua kebijakan
yang dijadikan sebagai jalan keluar dari persolan mandasar
jumlah penduduk yang sangat besar dan padat, yaitu transmigrasi
dan keluarga berencana. Berbeda dengan pengendalian kelahiran,
transmigrasi yang dimaksudkan sebagai jalan keluar lebih dilihat
sebagai program yang dijalankan pemerintah dan yang dilihat
oleh pemerintah mampu mengatasi persoalan kelebihan populasi
penduduk Jawa dan terkait dengan upaya meningkatkan kese-
92 Soetjipto Wirosardjono, “Population and Social Welfare,” dalam Jan-
Paul Dirkse, Frans Husken, and Mario Rotten (eds.), Development and Social
Welfare, Indonesia’s Experiences Under The New Order (Leiden: KITLV, 1993),
hlm. 97.
93 93 93 93 93
Arif Budiman, “Ilmu-ilmu Sosial Indonesia A-Historis”, Prisma, No. 6
(Juni 1983) dalam http://www.geocities.com/edicahy/ekopol/a-historis.html
diakses pada 17 September 2009 pukul 21.17 WIB.
152