Page 176 - Pemikiran Agraria Bulaksumur Telaah Awal atas Pemikiran Sartono Kartodirdjo Masri Singaarimbun dan Mubyarto
P. 176
Pemikiran Masri Singarimbun
meninggalkan desa, kampung, dan tempatnya dilahirkan, untuk
selama-lamanya. Meskipun mereka memiliki kesempatan atau
dimungkinkan untuk pulang tetapi bukan pulang selamanya
melainkan menjenguk keluarga di desa asal. Masri memberi
catatan penting atas program ini, “janganlah keputusan hidup
yang penting itu nantinya menghadapi kesuraman hanya karena
pemerintah terlalu memperhitungkanya secara administrarif”. 100
Meskipun banyak orang termasuk Masri melihat program ini
penting dijalankan, tetapi ia merasa tidak terlalu optimis—untuk
tidak mengatakan selalu pesimis—terhadap program ini, nadanya
sebatas berharap daripada suatu pernyataan yang terlihat lebih
meyakinkan, “mudah-mudahan program tersebut (transmigrasi)
berhasil dengan baik”. 101
Program pemerintah kedua dimana Masri selalu tampak
yakin dan optimis dan dianggapnya mampu mengatasi masalah
kependudukan adalah keluarga berencana. Optimisme itu, tentu
saja, tidak dapat dilepaskan dari proyek pribadi dan kelembaga-
annya yang memang diarahkan untuk menggeluti wilayah
kependudukan khususnya program keluarga berencana. Hampir
bisa dipahami bahwa Masri dan lembaga yang dipimpinnya
seperti “think tank” departemen yang dibentuk untuk menangani
masalah kependudukan melalui program keluarga berencana. 102
100 Ibid. Lihat juga “Berita-berita Transmigran Yang Kembali ke Daerah
Asal Harus Ditanggapi Serius”, Sinar Harapan, 24 September 1982. dan juga
“Orang Kaya Bisa Menjadi Tuan Tanah di Daerah Transmigran”, Sinar
Harapan, 8 Juli 1982.
101 Masri Singarimbun, “Masalah Kependudukan”, Op.cit., hlm.2.
102 Berita Nasional menulis, “Akan seringnya orang-orang mengidentikkan
Lembaga Kependudukan yang dipimpin Masri Singarimbun tersebut dengan
lembaga KB, Masri menyangkal pendapat yang demikian. Karena, katanya,
157