Page 180 - Pemikiran Agraria Bulaksumur Telaah Awal atas Pemikiran Sartono Kartodirdjo Masri Singaarimbun dan Mubyarto
P. 180
Pemikiran Masri Singarimbun
arah makro kebijakan ekonomi-politik Indonesia di masa awal
Orde Baru. Kebijakan kependudukan di Indonesia melalui KB
ini, tampak lebih jelas ketika ia dikaitkan dengan skenario pem-
bangunan ekonomi yang lebih cenderung beraliran neo-klasik.
Menjadi cukup beralasan menyebut keterkaitan itu, sebab pro-
gram nasional pengendalian populasi melalui keluarga berencana
di dunia ketiga tidak didorong kondisi material yang memung-
kinkan dan memunculkan kesadaran umum di level masyakarat
yang lebih rasional menyangkut nilai dan fungsi sosial jumlah
anak. Pertimbangan rasional yang dimaksud, seperti banyak
pengertian istilah ini dirujukan, adalah pertimbangan ekonomistik
yang terkait dengan kesehatan, dan kesejahteraan keluarga. Tidak
heran bila pengendalian populasi di negara-negara berkembang
termasuk Indonesia adalah satu paket dengan perbaikan kondisi
sosial ekonomi. Seperti apa yang dihindari Masri untuk diperde-
batkan, mana yang lebih diprioritaskan, untuk kasus Indonesia,
antara penggalakan program keluarga berencana dan perbaikan
kondisi sosial ekonomi. Indonesia tampaknya, sebagaimana biasa-
nya, memilih jalan tengah dan menghindar untuk menjadi
ekstrim—kanan/kiri jika memilih salah satunya. Artinya, di In-
donesia dua hal itu (pengendalian populasi dan pertumbuhan
ekonomi) dijalankan secara berbarengan, sebab kedua hal tersebut
dilihat saling melengkapi dan salah satunya tidak dapat berjalan
tanpa kehadiran yang lain. Bongaarts dan Sinding (2009) mene-
gaskan bahwa keluarga berencana merupakan win-win solusi;
kesejahteraan individu terutama perempuan dan anak-anak dapat
diperbaiki, dan menghasilkan keuntungan baik pada ekonomi
nasional maupun lingkungan. Tampaknya jalan inilah yang diya-
kini kebanyakan pemimpin dunia ketiga untuk mengatasi perso-
alan penduduk di negeri masing-masing—termasuk Indonesia.
161