Page 184 - Pemikiran Agraria Bulaksumur Telaah Awal atas Pemikiran Sartono Kartodirdjo Masri Singaarimbun dan Mubyarto
P. 184
Pemikiran Masri Singarimbun
sebanding dengan ancaman yang datang dari kondisi overpo-
pulasi manusia”. Artikel Harisson melihat bahwa mereka yang
tidak sependapat dengan determinisme asumsi-asumsi kelompok
populasionis ini ternyata juga mengajukan determenisme lain.
Henry George (1879) dari tradisi sosialis misalnya, mengajukan
hipotesis bahwa kemiskinan bukan disebabkan kondisi overpo-
pulasi, tetapi karena perang dan ketidakadilan hukum. Penulis
radikal lain seperti Susan George dan Frances Moore Lape, dengan
nada yang sama menegaskan, “kemiskinan dan ketidakadilan
adalah akar penyebab degradasi alam, bukan populasi.” Dua
kecenderungan deterministik ini coba dinetralisir Harisson; perde-
batan yang berpusat pada persoalan apakah kondisi overpopulasi
ini mengakibatkan degradasi alam hanya akan memunculkan dua
jawaban, yaitu “ya” atau “tidak”. Bahwa degradasi alam bukan
hanya disebabkan pertumbuhan populasi, tetapi banyak varibel
yang ikut menyumbang; masalah konsumsi, teknologi produksi,
dan pemborosan. Tiga faktor tersebut juga dipengaruhi oleh
banyak faktor lainya, mulai dari status perempuan sampai soal
kepemilikan tanah, dari level demokrasi sampai efisiensi pasar. 111
Di sisi lain, Betsy Hartmann, dalam bukunya “Population Fic-
tion: Malthusian Are Back In Town” (1994), berpendapat bahwa
benar jika dikatakan bahwa pertumbuhan populasi dapat menam-
bah tekanan terhadap sumber daya alam di wilayah-wilayah
tertentu. Tetapi ancaman terhadap kehidupan, demokrasi dan
lingkungan global yang dimunculkan oleh fertilitas perempuan
miskin sebanding dengan persoalan yang diakibatkan oleh pola-
pola konsumsi orang-orang kaya dan pola pembinasaan oleh
militer. Negara-negara industri yang meduduki 22% populasi
111 Ibid., 3-4.
165