Page 188 - Pemikiran Agraria Bulaksumur Telaah Awal atas Pemikiran Sartono Kartodirdjo Masri Singaarimbun dan Mubyarto
P. 188
Pemikiran Masri Singarimbun
degradasi lingkungan, deforestasi di luar Jawa, dan polusi Industri
di sebagian Jawa, bukan disebabkan tekanan populasi melainkan
oleh perusahaan tambang dan industri. 117
White menegaskan bahwa eksplanasi di atas bukan bermak-
sud menyatakan bahwa di Indonesia tidak ada masalah populasi,
tetapi masalah populasi di Indonesia tidak sangat sederhana, tidak
juga terlalu serius, juga tidak begitu akut seperti yang selama ini
diyakini—beberapa kalangan. Penting melihat hal ini, bahwa
masalah populasi di Indonesia tidak begitu akut seperti yang
diperkirakan dan kemudian dijadikan sebagai dasar meletakkan
program kontrol kelahiran sebagai prioritas utama di atas tujuan
pembangunan lainnya, termasuk individu, khususnya hak-hak
perempuan untuk mengontrol kelahiran. Ketika menilai pende-
katan yang digunakan dalam melancarkan program kontrol kela-
hiran, menurutnya sukses program itu karena menggunakan
pendekatan top-down. Ada perbedaan yang sangat mendasar
antara pendekatan “kontrol populasi” dan “kontrol kelahiran”.
“Kontrol kelahiran” terkait dengan hak, atau kapasitas, individu-
individu di dalam masyarakat untuk mengontrol jumlah anak
yang mereka inginkan (waktu, jarak, jumlah, dsb—lahir), dan
didasarkan pada pilihan-pilihan individu, ketersediaan informasi
yang dibutuhkan, fasilitas dan bantuan untuk melakukan kontrol
tersebut. Sedangkan “kontrol populasi” lebih pada adanya inter-
vensi dari pihak luar (biasanya—tetapi tidak mesti—pemerintah)
yang bertujuan untuk mengontrol perilaku reproduksi disebab-
kan adanya tekanan-tekanan demografis, umumnya—tetapi tidak
117 Benjamin White, “Indonesia’s Population Problems and Policies; A
Non –Malthusian View,” dalam Jan-Paul Dirkse, Frans Husken, and Mario
Rotten (eds.), Op.cit., p. 109-110.
169