Page 190 - Pemikiran Agraria Bulaksumur Telaah Awal atas Pemikiran Sartono Kartodirdjo Masri Singaarimbun dan Mubyarto
P. 190

Pemikiran Masri Singarimbun
               hubungan manusia dengan alam, kehidupanya, dan dunia sosial-
               nya ditumpukan pada masalah pertumbuhan populasi. Kecende-
               rungan ini juga menunjukkan dimana ia melepaskan varibel
               struktural dan penetrasi modal dalam ikut serta mengakibatkan
               degradasi alam, deforestasi, kemiskinan pedesaan dan perkotaan.
                   Temuan-temuan penelitiannya di pedesaan tentang praktek
               keluarga berencana tradisional, dan terutama hubungan antara
               kemiskinan dan pertumbuhan populasi mampu mematahkan
               asumsi-asumsi generalistik kaum populasionis Barat yang cende-
               rung melihat negara-negara dunia ketiga sebagai penyumbang
                                                 120
               terbesar pertumbuhan populasi dunia.  Sebuah asumsi yang
               khas pengalaman Barat dan menumpahkan kepada orang miskin
               hampir seluruh problem populasi, dan menyimpulkan kemis-
               kinan sebagai penyumbang terbesar pertumbuhan populasi.
               Masri justru menemukan bahwa orang miskin cenderung sangat
               terdorong untuk mengendalikan jumlah kelahiran anak dengan
               cara-cara yang mereka pahami dan mampu mereka lakukan. 121



                   120   United Nation (UN) merilis sebuah laporan tentang populasi bertajuk
               “World Population Prospect: The 2000 Revision”. Laporan ini mengemukakan
               bahwa semua ledakan populasi itu terjadi di negara-negara berkembang—yang
               paling cepat pertumbuhanya adalah wilayah-wilayah yang secara geografis
               rawan dan tidak (lingkungan) ramah untuk pertumbuhan ekonomi (cuaca yang
               tidak baik, kekurangan sumber daya, atau lokasinya kurang baik)—yang sangat
               mungkin di masa depan menimbulkan malapetaka. Hingga tahun 2000,
               persentase negara berkembang dinilai paling tinggi menambah pertumbuhan
               populasi dunia yaitu 60 % pada 1950, 69 % di tahun 2000, sedangkan negara
               maju masing-masing 30 % (1950) dan 20 % (2000). David E. Blomm, The Demo-
               graphic Dividend: a New Perspective on Economic Consequences of Population Change
               (Pittsburgh: RAND, 2002), p.12-13.
                   121  Masri Singarimbun & Chriss Manning, “Keluarga Berencana, Motivasi
               dan Pola Sosial-Ekonomi: Kasus Mojolama”, Op.cit., 10.

                                                                   171
   185   186   187   188   189   190   191   192   193   194   195