Page 194 - Pemikiran Agraria Bulaksumur Telaah Awal atas Pemikiran Sartono Kartodirdjo Masri Singaarimbun dan Mubyarto
P. 194
Pemikiran Masri Singarimbun
penduduk. Di pedesaan Jawa pertambahan penduduk lebih dari
3000 jiwa/km. Dengan bertambahnya jumlah penduduk bertambah
pula petani gurem dan buruh tani yang tidak memiliki tanah sama
sekali. Proposisi ini diperkuat dengan data yang menunjukkan
ketimpangan pemilikan tanah di Sriharjo, yang dalam pandangan
Masri, walaupun tanah itu dibagi rata sekalipun dengan
menggunakan pembagian yang tercantum dalam UUPA Tahun 1960,
tetap tidak cukup. Penyebab semakin menyempitnya luas tanah di
tengah populasi yang tinggi adalah sistem warisan, dimana setiap
generasi pewaris membagi-bagi tanah sesuai hukum warisan atau
hukum adat yang berlaku. Menciutnya pemilikan tanah dan ber-
tambahnya buruh tani yang tidak memiliki tanah cenderung menim-
bulkan situasi di mana penggarap mendapatkan bagian yang sema-
kin mengecil. Sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel. 4 berikut ini. 125
Tabel.4 Luas sawah yang dimiliki dan digarap di Sriharjo: 1969-1970
M2 Dimiliki Digarap
F % Kum. F % Kum.
0 217 28,1 28,1 195 25,3 25,3
<500 76 9,8 37,9 85 11,0 36,3
500-<1000 135 17,5 55,4 144 18,7 55,0
1000-<2000 154 19,9 75,3 154 19,9 74,9
2000-<4000 121 15,7 91,0 120 15,5 90,4
4000-<8000 47 6,1 97,1 54 7,0 97,4
8000-<10.000 4 0,5 77,6 4 0,5 97,9
10.000 Ke atas 18 2,4 100,0 16 2,1 100,0
Jumlah 772 100,0 772 100,0
125 Masri Singarimbun, “Beberapa Aspek Kependudukan dan Land Re-
form”, Catatan Ceramah, hlm. 1-2.
175