Page 195 - Pemikiran Agraria Bulaksumur Telaah Awal atas Pemikiran Sartono Kartodirdjo Masri Singaarimbun dan Mubyarto
P. 195

Pemikiran Agraria Bulaksumur
                Jumlah penduduk, kepadatan penduduk, struktur pendu-
            duk, mempengaruhi sifat hubungan dengan tanah. Tentu saja
            pengaruh itu tidak berdiri sendiri melainkan terkait dengan
            variabel-variabel lain—teknologi, struktur sosial, dan organisasi
            politik. Namun terkait dengan penguasaan tanah, kepadatan
            dapat merupakan variabel pengaruh atau variabel terpengaruh,
            dan dapat dikaitkan dengan variabel-variabel demografi—ferti-
            litas, mobilitas, mortalitas. Kepadatan penduduk dalam satu
            daerah tertentu juga dipengaruhi oleh tingkat kesuburan tanah
            atau ketersediaan sumber daya alam yang memadai. Masri
            mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan kepadatan pendu-
            duk antara daerah tegalan dengan daerah persawahan, demikian
            pula daerah persawahan tadah hujan dengan persawahan irigasi.
            Orang biasanya cenderung pindah dari daerah yang kurang subur
            ke daerah yang lebih subur. 126
                Pertumbuhan penduduk yang tinggi, sumber daya yang
            makin menciut, dan hadirnya kemiskinan di pedesaan Jawa
            membawa Masri untuk sepakat dengan simpulan Geertz
            (1976:106) tentang shared poverty. 127


                “Akan tetapi, di bawah tekanan jumlah penduduk yang terus meningkat
                dan sumber daya yang terbatas itu, masyarakat Jawa toh tidak belah men-
                jadi dua … yaitu menjadi golongan tuan tanah besar dan golongan setengah
                budak yang diperas, melainkan tetap mempertahankan tingkat homoge-
                nitas sosial dan ekonomis yang cukup tinggi dengan cara membagi-bagikan


                126  Masri Singarimbun, “Masalah Tanah dan Kependudukan”, Makalah
            disampaikan untuk Lokakarya Latihan Penelitian Masalah Pertanahan dan
            Hubungan Agraris di Solo, 18 Oktober 1981-9 Januari 1982, hlm. 1-2.
                127  Clifford Geertz, Involusi Pertanian: Proses Perubahan Ekologi di Indone-
            sia (Jakarta: Bhratara, 1976), hlm. 106 dalam Masri Singarimbun, “Masalah
            Tanah dan Kependudukan”, Ibid., hlm. 5.

            176
   190   191   192   193   194   195   196   197   198   199   200