Page 186 - Pemikiran Agraria Bulaksumur Telaah Awal atas Pemikiran Sartono Kartodirdjo Masri Singaarimbun dan Mubyarto
P. 186

Pemikiran Masri Singarimbun
               populasi di Indonesia mengalami penurunan, bahkan Jawa seka-
               lipun yang dianggap memiliki tingkat populasi dan kepadatan
               tinggi juga mengalami penurunan populasi. Sebagaimana ditun-
               jukkan oleh Tabel. 2 di bawah ini. 114


                Tabel. 2 Rata-rata pertumbuhan populasi tahunan Indonesia
                               dan Jawa, 1961-1990 (%)

                    Tahun            Indonesia             Jawa
                    1961-71             2.1                1.9
                    1971-80             2.3                2.0
                    1980-85             2.1                1.7
                    1980-90             2.0                1.7

                   Di Jawa, ketidakseimbangan populasi terjadi dalam perge-
               seran gravitasi pusat populasi menuju ke barat yang ditunjukkan
               oleh pertumbuhan yang lebih cepat di wilayah Jakarta dan Jawa
               Barat daripada kawasan lainnya di Jawa. Demikian juga imigrasi
               meningkat di kawasan ini. Sebagaimana ditunjukkan oleh Tabel.
               3 berikut. 115

                Tabel.3 Persentase populasi Jawa di Jawa Barat dan Jakarta,
                                     1961-1990
                    Tahun        Total Populasi (juta)  Jawa Barat/Jakarta (%)
                    1961               63                  33
                    1971               76                  34
                    1980               91                  37
                    1985               100                 39
                    1990               108                 41


                   114  Ibid., p. 107.
                   115  Benjamin White,  “Indonesia’s Population Problems and Policies; A
               Non –Malthusian View,” dalam Jan-Paul Dirkse, Frans Husken, and Mario
               Rotten (eds.), Op.cit., p. 107.

                                                                  167
   181   182   183   184   185   186   187   188   189   190   191