Page 172 - Pemikiran Agraria Bulaksumur Telaah Awal atas Pemikiran Sartono Kartodirdjo Masri Singaarimbun dan Mubyarto
P. 172
Pemikiran Masri Singarimbun
jahteraan. Di masa awal Orde Baru dua program ini merupakan
program unggulan pemerintah yang cukup ambisius. Meskipun
asumsinya berlainan tetapi kedua program ini berangkat dari satu
titik tolak yang sama, yaitu masalah kependudukan. Levang
(1997) memberikan ilustrasi yang padat dan jelas tentang tujuan
dan alasan sosial transmigrasi, “Propaganda pemerintah jelas
memperlihatkan ambisi ganda sebuah program, yakni kebijakan
sosial di satu sisi dan kebijakan pembangunan di sisi lain. Tujuan
sosial transmigrasi sudah jelas: menolong “rakyat indonesia yang
termiskinkan”, petani tanpa lahan, penganggur di kota, dan gelan-
dangan. Transmigrasi bertujuan pula untuk membangun daerah
luar Jawa,” memanfaatkan lahan-lahan luas yang belum diolah,
mengubah tanah yang belum digarap menjadi tanah subur dan
produktif.” Program ini terutama didasari oleh masalah, dalam
kalimat Levang “yang ada atau diperkirakan ada”, di antaranya
menyangkut kesengsaraan, kemiskinan, kelaparan, penyakit,
pengangguran, dan eksodus dari desa—yang sesak. Penyebab
utama penderitaan itu dinyatakan dengan jelas, yakni kelebihan
penduduk di pulau Jawa dan pulau-pulau di dekatnya. 94
Di sisi lain program ini, segera tampak kemudian apa yang
pada kenyataanya hendak diantisipasi pemerintah selain masalah
mengurangi kepadatan agraris Jawa. Transmigrasi dapat pula
dimengerti sebagai kanalisasi gejolak sosial yang berkaitan
dengan aksi-aski politik, gejala alam, dan dampak sosial program
pemerintah sendiri. Aksi-aksi polisional yang terjadi ketika bangsa
ini merangkak menapaki jalan-jalan awal kemerdekaan salah satu-
94 Patrice Levang, Ayo ke Tanah Seberang, Transmigrasi di Indonesia, terj.
Ambar Wahyuni (Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia (KPG), 2003), hlm.
7-8.
153