Page 280 - Pemikiran Agraria Bulaksumur Telaah Awal atas Pemikiran Sartono Kartodirdjo Masri Singaarimbun dan Mubyarto
P. 280
Mubyarto dan Ilmu Ekonomi yang Membumi
disiplin ekonomi, dan bukan pada mempersoalkan keabsahan
metode itu sendiri. Ia menegaskan bahwa ruang lingkup ilmu
ekonomi terutama adalah bersifat teoritikal, dan bukan historikal.
Sebaliknya, Schmoller dan Mazhab Historis Jerman berpandangan
bahwa para ekonom dapat mengembangkan teori-teori sosial
secara lebih baik dari sumber-sumber sejarah, dan tidak memper-
cayai jika teori tidak berasal dari pengalaman sejarah. Dalam
kaitannya dengan Mazhab Austria, Mazhab Historis Jerman
menolak konsep determinisme-materialis yang dianut Menger
dan kawan-kawannya, yang menganggap bahwa tindakan manu-
sia bisa dan dapat dijelaskan sebagai sejenis reaksi fisika ataupun
kimia. Sebagai tanggapan atas kritik pedas Schmoller atas
gagasannya, Menger menulis sebuah balasan berupa pamflet, The
Errors of Historicism in the German Political Economy (1884), sebuah
tulisan yang sekaligus menegaskan genderang Methodenstreit antara
Mazhab Austria dengan Mazhab Historis Jerman.
Namun, yang sesungguhnya menarik dari Methodenstreit
sebenarnya bukanlah persoalan epistemologisnya, melainkan persoalan
politik ekonomi yang melatari pemikiran kedua mazhab tadi. Di balik
102
argumentasi logis mengenai kekuatan metode deduksi, pemikiran Mazhab
Austria sebenarnya merupakan sebentuk dukungan teoritis terhadap
doktrin pasar bebas, yang dianggap pilihan terbaik bagi setiap negara
dalam menjalankan kebijakan perdagangannya. Bagi para sarjana Jerman,
yang dalam hal ini diwakili oleh Schmoller, pandangan itu tentu saja
dianggap “bias Inggris” dan “bias negara industri”. Bagi Inggris, yang
telah melewati fase Revolusi Industri, pasar bebas memang merupakan
102 L.Z. Zimmerman, Sedjarah Pendapat-pendapat tentang Ekonomi
[Geschiedenis van het Economisch Denken] (Bandung: W. van Hoeve, 1955), hal.
92-94.
261