Page 281 - Pemikiran Agraria Bulaksumur Telaah Awal atas Pemikiran Sartono Kartodirdjo Masri Singaarimbun dan Mubyarto
P. 281

Pemikiran Agraria Bulaksumur
            pilihan terbaik bagi politik perekonomiannya. Namun bagi Jerman, yang
            perekonomiannya masih bersifat agraris, dan kegiatan industri baru
            berkembang setelah paruh kedua abad ke-19, setiap teori ekonomi yang
                                                         103
            bias kepentingan negara industri adalah patut dicurigai.  Pada fase
            awal perkembangan industri, negara sangat dibutuhkan peranannya
            untuk menjaga dan membesarkan industri nasional, terutama dalam
            bentuk kebijakan fiskal yang bersifat melindungi. Dan gagasan ini
            sebenarnya juga pernah dipraktikkan di Inggris pada tahap-tahap awal
            Revolusi Industri, sehingga bagi para sarjana Jerman agak mengherankan
            jika saat mereka membutuhkan kebijakan yang sama untuk menyokong
            sektor industrinya, mereka tak diperbolehkan oleh argumen-argumen
            teoritis yang disampaikan oleh ilmu ekonomi klasik, yang kebetulan
            memang lahir serta besar di Inggris dan saat itu sofistikasinya sedang
            dibangun oleh Menger dan kawan-kawannya.
                Kembli ke soal awal, kemenangan positivisme telah membuat
            ilmu pengetahuan, termasuk di dalamnya ekonomi, diyakini
            harus menjadi sebuah otoritas obyektif yang tidak boleh memberi
            ruang bagi subyektifisme. Subyektif di sini tentu saja adalah se-
            bentuk ruang bagi konsep-konsep seperti “nilai”, atau hal-hal
            yang bersifat “normatif” dan “moralistik” lainnya. Dan bagi para
            penganut positivisme, mempersoalkan ataupun memasukan
            konsep-konsep tadi dalam ilmu ekonomi akan mengakibatkan
            ilmu ekonomi menjadi tidak ilmiah, atau sekurang-kurangnya
            unsur ilmiahnya menjadi lemah. Karenanya, berdasarkan pemi-
            kiran ini, munculah konsensus formal di kalangan ekonom bahwa
            teori-teori ekonomi adalah kumpulan pernyataan positif yang
            menjelaskan hubungan dan proses ekonomi seperti apa adanya
            (what there is) dan bukannya memberi opini mengenai apa yang


                103  Ibid.

            262
   276   277   278   279   280   281   282   283   284   285   286