Page 284 - Pemikiran Agraria Bulaksumur Telaah Awal atas Pemikiran Sartono Kartodirdjo Masri Singaarimbun dan Mubyarto
P. 284
Mubyarto dan Ilmu Ekonomi yang Membumi
understanding. If the economist is sufficiently ‘caught up on his data and
his techniques’, he can overlook social consequences—his attention be-
ing elsewhere, he can even, without damage to conscience, ‘support a
system that maltreats large number of people’.” 110
Dalam perjalanannya, kritik terhadap positivisme relatif
semakin diterima, sehingga ekonomi pada akhirnya mulai
mengadopsi pendekatan-pendekatan yang tak lagi konvensional.
Pemikiran yang mencoba mengemukakan demarkasi antara posi-
tive economics dengan normative economics, misalnya, telah tidak
dapat diterima lagi. Sebab, persoalan ekonomi dalam kenyataan-
nya memang menyangkut banyak segi dari sistem sosial, sehingga
pada akhirnya penyamaan ilmu ekonomi dengan fisika ditolak,
atau paling tidak keyakinan itu kini membentur keraguan yang
sangat besar. Sebagai gantinya, ilmu ekonomi harus mencontoh
“model” ilmu kedokteran, yang bersifat normatif dan preskriptif. 111
Jika membaca sejarah dengan jernih, ciri normatif ilmu eko-
nomi pada dasarnya memang bersifat bawaan. Sebagai turunan
dari ilmu hukum yang menurunkan dirinya dari filsafat, ekonomi
pada awal perkembangannya memang terlibat dalam perbin-
cangan mengenai masalah moral, dimana soal nilai, misalnya,
112
dibicarakan melalui Hukum Kodrat, sebelum akhirnya terlem-
113
110 Galbraith, Economics and…, op.cit.
111 Sritua Arief, op.cit.
112 Keterlibatan ilmu ekonomi dalam perbincangan mengenai masalah
moral ini misalnya diwakili oleh buku penting pertama yang ditulis oleh Adam
Smith sebelum dia menulis An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth
of Nations (1776), yaitu The Theory of Moral Sentiments (1759), dimana Smith
banyak berbicara mengenai etika dan simpati.
113 Perbincangan mengenai evolusi konsep nilai dari Hukum Kodrat ini
misalnya dibahas oleh Sonny Keraf dalam disertasinya di Katholieke
265