Page 288 - Pemikiran Agraria Bulaksumur Telaah Awal atas Pemikiran Sartono Kartodirdjo Masri Singaarimbun dan Mubyarto
P. 288
Mubyarto dan Ilmu Ekonomi yang Membumi
pok ini adalah Widjojo Nitisastro, Mohamad Sadli, Ali Wardhana,
Emil Salim, Subroto, dan murid-muridnya. Sedangkan kelompok
history minded, umumnya selalu berposisi di luar pagar pengambil
kebijakan, meskipun beberapa di antaranya pernah menduduki
beberapa posisi penting di pemerintahan. Mereka kemudian men-
jadi pengkritik paling keras terhadap setiap kebijakan mazhab
berhaluan ekonomi tadi. Beberapa di antara mereka adalah
Mubyarto, Sajogyo, Sritua Arief, Daoed Joesoef, Sri-Edi Swaso-
117
no, Dawam Rahardjo dan Hidayat Nataatmadja. Tidak dipakai-
nya ekonom berhaluan sejarah ini tentunya bisa dipahami, karena
sistem ekonomi yang dipakai oleh negara adalah kapitalisme.
Label positivis yang disematkan pada kelompok economic
minded tidak lepas dari asumsi-asumsi yang mereka bangun
dalam menyusun kebijakan perekonomian. Titik tekan pada
pertumbuhan, minimasi peran negara, serta transformasi struktur
perekonomian, telah membuat proses pembangunan berjalan tan-
pa prasangka. Kepercayaan yang berlebih pada sektor swasta—
dan terutama modal asing, misalnya, menyebabkan konsep
kepentingan publik menjadi kian sumir. Sementara, relokasi peran
negara kepada sekadar penjamin berlangsungnya mekanisme
pasar, menyebabkan negara tak lagi menjadi lembaga otoritatif
yang bisa menjamin kepentingan warganya.
Kepercayaan yang begitu berlebih terhadap teori ekonomi
Barat ini sebenarnya telah banyak menuai kritik, terutama dari
kalangan history minded, yang mempercayai bahwa dalam
melakukan pembangunan ekonomi, kita sebenarnya bisa
membangun konsep sendiri yang tidak harus sama dengan model
117 Daoed Joesoef dan Sri-Edi Swasono, sebagai perkecualian, adalah guru
besar di Fakultas Ekonomi UI.
269