Page 67 - Pemikiran Agraria Bulaksumur Telaah Awal atas Pemikiran Sartono Kartodirdjo Masri Singaarimbun dan Mubyarto
P. 67

Pemikiran Agraria Bulaksumur
            Pendekatan semacam ini tidak lagi memadai tatkala dihadapkan
            pada suatu periode yang berbeda atau ketika arah perhatian diha-
            dapkan pada faktor-faktor luar yang mengakibatkan masyarakat
            tani tercerabut dari ruang hidupnya, agraria, baik dalam sistem
            tradisional maupun kolonialsme. Selain itu, pendekatan yang
            masih melekatkan “petani” sebagai identitas diri tidak lagi mencu-
            kupi menghadapi perubahan-perubahan di atas.
                Noer Fauzi dalam bukunya berjudul “Memahami Gerakan-
            gerakan Rakyat di Dunia Ketiga”, berusaha “melanjutkan” kajian
            atas berbagai bentuk gerakan sosial petani. Ia tidak membahas
            sebatas yang ada di Indonesia, namun di beberapa negara Dunia
            Ketiga, dengan melihat trend-trend yang terjadi di sana. Peneli-
            tiannya memang bukan khusus kajian sejarah, namun cukup
            membantu untuk mengenali tiga hal, 1) tafsir atas situasi yang
            dimusuhi; 2) kesempatan politik yang memungkinkan aktor
            gerakan menetapkan pilihan strateginya; dan 3) pilihan jenis aksi
                                 33
            kolektif yang diandalkan.  Konteks utama gerakan pedesaan saat
            ini yang dibaca oleh Noer Fauzi adalah konteks neo-liberalisme.
            Ini sedikit berbeda dengan konteks gerakan yang ditulis oleh
            Sartono.
                Salah satu yang ingin ditunjukkan oleh Noer Fauzi dalam
            kasus Föderation der Indegenen Organisationen des Napo (FOIN) di
            Ekuador dan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN)  di
            Indonesia, adalah strategi gerakan yang semula identitas
            perjuangannya mengatasnamakan “petani”, diubah menjadi
            identitas “masyarakat adat”. Hal ini tidaklah sederhana. Ia bukan
            semata-mata karena para pelaku (korban) yang semula adalah



                33  Noer Fauzi,  Memahami Gerakan-Gerakan Rakyat Dunia Ketiga,
            (Yogyakarta: Insist, 2005), hlm 7-8

            48
   62   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72