Page 66 - Pemikiran Agraria Bulaksumur Telaah Awal atas Pemikiran Sartono Kartodirdjo Masri Singaarimbun dan Mubyarto
P. 66
Membaca Ulang Sartono Kartodirdjo
perkebunan. Kenyataan semacam ini jutsru menjadikan mereka
semakin merapatkan diri pada konservatisme, seperti xenopobia,
eskapisme, supernaturalisme, dan nativisme. 31
Sedangkan milleniarisme adalah suatu tipe ideal masyarakat
akan masa keemasan menjelang yang segera menggantikan
ketidakadilan dan kekacauan yang sedang terjadi. Keyakinan
semacam ini dimunculkan semakin keras melalui peran pemim-
pin, baik tradisional (magis) maupun pemimpin agama. Masalah
ideologi dan kepemimpinan ini menjadi fokus utama Sartono
dalam melihat persoalan agraria pedesaan Jawa. Ia lebih banyak
membahas tentang bagaimana para haji, jimat, tubagus, dan
senjata-senjata yang digunakan dalam perlawanan ketimbang
misalnya, menjelaskan bagaimana modus eksploitasi dan sistem
ketenagakerjaan dan kapital bekerja di perkebunan partikelir. Ia
memandang bahwa masyarakat pedesaan di masa lampau berada
dalam sistem kesadaran historis yang dipegaruhi oleh keyakinan
eskatologis, tentang kapan bermula dan kapan berakhir. 32
Membaca buku Protest Movement in Rural Java akan lebih
menarik jika dilakukan dengan mendialogkannya dengan kajian-
kajian mutakhir. Dari sini akan terlihat dimana batasan-batasan
dan kelebihannya. Buku ini telah membantu para pengkaji agraria
untuk mengenali sistem dan struktur kebudayaan seperti apa
yang dimiliki oleh masyarakat tani pada suatu masa dan bagai-
mana dalam batas-batas itu mereka membuat strategi perlawanan.
31 Sartono Kartodirdjo, Protest Movements in Rural Java: a Study of Agrar-
ian Unrest in the Nineteenth and Early Twentieth Centuries, (Oxford University
Press, 1973), hlm 5-6.
32 Sartono Kartodirdjo, “Catatan tentang Segi-segi Mesianistis dalam
Sejarah Indonesia”, dalam Pemikiran dan Perkembangan Historiografi Indonesia,
Suatu Alternatif, (Jakarta: Gramedia, 1984), hlm 202
47