Page 65 - Pemikiran Agraria Bulaksumur Telaah Awal atas Pemikiran Sartono Kartodirdjo Masri Singaarimbun dan Mubyarto
P. 65
Pemikiran Agraria Bulaksumur
baru (revivalism) dan gerakan sektarian (sectarian movement) yang
menolak kemapanan, dan gerakan Sarekat Islam, untuk konteks
sekarang dapat dianggap sebagai pendekatan dan pola klasik.
Dengan lima tipologi ini ia hanya melakukan analisa atas struktur
sosial dan mentalitas dan kebudayaan masyarakat tani. Relasi
pusat dan daerah yang menjadi titik tegang dalam sejarah politik,
kebudayaan, dan ekonomi, selama masa Orde Baru abai menjadi
konteks perhatian Sartono dalam membaca gerakan sosial di
daerah. Contoh paling nyata adalah analisa dia terhadap gerakan
usroh di Lampung, mengkuti tipologi klasiknya, adalah gerakan
mileniarisme. Penelitian lanjutan yang dilakukan oleh Abd.
Syukur menjelaskan bahwa gerakan pemberontakan itu terkait
dengan relasi pusat-daerah dalam konstelasi politik penindasan
Orde Baru. Kajian mutakir ini sekaligus menunjukkan narasi kehi-
dupan anak-anak muda yang menjadi pelaku gerakan. Mereka
berasal dari golongan ekonomi dan pendidikan rendah. Analisa
kelas menjadi ulasan yang menarik dalam riset ini. 30
Mengenai anti-exortion, ia menjelaskan pula bahwa peng-
hisapan terjadi dalam sistem ekonomi perkebunan partikelir
(partikuliere landerijen). Keresahan terjadi karena adanya berbagai
bentuk eksploitasi dalam sewa-menyewa, penanaman, pemba-
gian hasil, dan pengerahan tenaga kerja. Tenaga kerja mengalami
alienasi dari ikatan sosialnya tatakala menempati satu areal sistem
29 Cukup aneh pula ia tidak memberi perhatian mendalam terhadap
gerakan sosial masyarakat tani tahun 1960-an dan pembantaian massal yang
terjadi pasca-1965.
30 Lihat, Abd. Syukur, “Jaringan Lokal Abdullah Sungkar dalam Peristiwa
Lampung 1989” dalam Henk Shulte Nordholt, Bambang Purwanto, dan Ratna
Saptari (ed.), Perspektif Baru Penulisan Sejarah di Indonesia, (Yayasan Obor
Indonesia dan Pustaka Larasan, 2008)
46