Page 60 - Pemikiran Agraria Bulaksumur Telaah Awal atas Pemikiran Sartono Kartodirdjo Masri Singaarimbun dan Mubyarto
P. 60

Membaca Ulang Sartono Kartodirdjo
               rontakan petani Banten dalam melawan kekuasaan kolonial
               Belanda. Melalui kepemimpinan ulama dan elit tradisional Banten
               para petani itu melakukan perlawanan. Sartono menunjukkan
               berbagai faktor (multicausal) yang melatar-belakangi  pemberon-
               takan itu. Pemberontakan yang terjadi merupakan rangkaian dari
               perlawanan-perlawanan sebelumnya yang terjadi secara terus
               menerus. Pemberontakan juga disebabkan oleh kemiskinan,
               tekanan pajak, dan akibat sosial-ekonomi yang ditimbulkan oleh
               meletusnya gunung Krakatau pada tahun 1883 sebelumnya.
                   Sementara buku kedua berusaha menunjukkan berbagai
               tipologi protes petani yang pernah terjadi di Indonesia. Beberapa
               tipe gerakan itu adalah, gerakan anti penghisapan (enti-exortion),
               harapan akan lahirnya zaman baru (messianism), melalui datang-
               nya ratu adil (messianism); kebangkitan baru (revivalism); gerakan
               sektarian (sectarian movement) yang menolak kemapanan; dan
               gerakan Sarekat Islam.
                   Yang menjadi ciri khas dari karya Sartono adalah kuatnya
               pendekatan sejarah sosial. Masyarakat tani (terutama ketika dilihat
               aspek perubahan sosialnya) dibaca dalam bingkai struktur sosial-
               nya, ideologi yang melingkupinya, lapisan elit-elit, organisasi dan
               kelembagaan sosialnya, serta saluran kekuasaannya. Aspek sinkro-
               nik dan diakronik tersaji di dalamnya. Proses yang merupakan aspek
               dinamis dari struktur, dan struktur yang merupakan aspek statis
               dari proses, sama-sama dihadirkan dalam sejarah sosial ala Sartono.
               Sejarah sosial semacam inilah yang kemudian diikuti oleh para
               muridnya, sehingga melahirkan sebutan tersendiri untuk
               menandainya, yakni “Mazhab Sartono” atau “Aliran Bulaksumur”. 24



                   24  Istilah ini muncul dari usulan Harlem Siahaan, salah satu staf pengajar
               di Jurusan Sejarah UGM dan merupakan salah satu murid Sartono Kartodirdjo,

                                                                   41
   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65