Page 63 - Pemikiran Agraria Bulaksumur Telaah Awal atas Pemikiran Sartono Kartodirdjo Masri Singaarimbun dan Mubyarto
P. 63
Pemikiran Agraria Bulaksumur
tidak berlanjut pada proyek pemberdayaan kaum tani agar mere-
ka dapat bersuara sendiri. Di sinilah maka tidak mengherankan
bahwa perhatian Sartono Kartodirdjo pada awal-awal ia memim-
pin Lembaga Studi Pedesaan dan Kawasan adalah mengidenti-
fikasi melalui riset survey (1974-1975) berbagai kesenian rakyat
di daerah yang potensial dan compatible dengan proses pem-
bangunan yang sedang terjadi. Cara mengidentifikasi kesenian
itu adalah dengan dilihat dari rata-rata jumlah penonton, unsur
yang tidak bisa diubah dalam tontonan, dan pesan yang disam-
26
paikan. Arah survey itu untuk mengetahui jenis kesenian rakyat
apa saja yang dapat digunakan sebagai media menyampaikan
pesan-pesan, mengarahkannya pada tujuan-tujuan kolektif dan
memolakan sikap berdasarkan nilai-nilai tertentu, yakni kemo-
dernan dan pembangunan. Masalah kepemimpinan dan transisi
modernitas ini kemudian menjadi perhatian Sartono lebih lanjut.
Dengan itu ia ingin menghadirkan kontribusi perspektif sejarah
dalam dinamika gagasan pembangunan Indonesia. 27
Dalam tulisan berjudul “Masyarakat Pedesaan dalam Pem-
bangunan: Mengembangkan Teknologi Berwajah Manusiawi”,
Sartono tidak berangkat dari kritik atas pembangunan itu sendiri
namun melihat apa yang menghambat dari proses pembangunan
itu. Ia menyebut bahwa kondisi pedesaan saat ini diliputi dengan
syndrom inertia dan syndrome kemiskinan yang disebabkan oleh
kekurangan pemanfaatan sumber daya alam, struktur sosial yang
26 Lihat, Sartono Kartodirdjo dan Mubyarto, Pembangunan Pedesaan di
Indonesia, (Yogyakarta: Liberty untuk P3PK UGM, 1988)
27 Sartono Kartodirdjo, Kepemimpinan dalam Dimensi Sosial, (Jakarta:
LP3ES, 1984); Sartono Kartodirdjo, Kebudayaan Pembangunan dalam Perspektif
Sejarah, (Yogyakarta: UGM Press, 1987)
44