Page 59 - Pemikiran Agraria Bulaksumur Telaah Awal atas Pemikiran Sartono Kartodirdjo Masri Singaarimbun dan Mubyarto
P. 59
Pemikiran Agraria Bulaksumur
Apa yang mereka lakukan melawan cara pandang sejarah
di negeri koloni yang terjelaskan secara linier-transisional dari
feodalisme ke kapitalisme. Kelompok ini menunjukkan, pertama,
bahwa momen perubahan itu tidak terjadi secara mulus, linear-
transisional, namun berjalan secara plural oleh berbagai kekuatan,
konfrontatif, dan dominatif antara satu dengan lainnya. Kedua,
perubahan itu ditandai dengan perubahan fungsi di dalam sistem
tanda, seperti sebutan “agamis” menjadi “militan”, “kriminalitas”
menjadi “pemberontakan”, “dalit” (untouchable) menjadi “harijan”
(child of God) dan sebagainya. Singkatnya, sebagaimana uraian
Gayatri Chakrovarty Spivak, apa yang dilakukan itu adalah usaha
untuk memroduksi analisis sejarah oleh kelompok yang dianggap
marginal atau subaltern, untuk selanjutnya ditempatkan sebagai
subyek sejarah. 23
Dua distingsi di atas dan kalimat terakhir itu mengingatkan
kita pada dekolonisasi sejarah yang terjadi pada tahun 1950-an
dan mencatatkan nama Sartono Kartodirdjo sebagai orang yang
konsisten melakukan upaya itu. Dua karya beliau berjudul The
Peasants’ Revolt of Banten in 1888: Its Conditions, Course, and Se-
quel, (Gravenhage: Martinus Nijhoff, 1966) dan Protest Movements
in Rural Java: a Study of Agrarian Unrest in the Nineteenth and Early
Twentieth Centuries, (Oxford University Press, 1973) menjadi
rujukan utama dalam penulisan sejarah petani, sejarah gerakan
sosial, digunakannya pendekatan ilmu sosial dalam sejarah, dan
bagaimana perspektif Indonesisentris dilakukan.
Buku judul pertama mendiskusikan gerakan sosial pembe-
23 Gayatri Chakrovart Spivak, “Subaltern Studies: Deconstructing His-
toriography”, dalam Ranajit Guha dan Gayatri Chakrovart Spivak, (eds), (Ox-
ford University Press, 1988), hlm 3
40