Page 83 - Pemikiran Agraria Bulaksumur Telaah Awal atas Pemikiran Sartono Kartodirdjo Masri Singaarimbun dan Mubyarto
P. 83

Pemikiran Agraria Bulaksumur
            sejarah sosial ini cukup menarik. Armada dagang ini memiliki
            sekitar satu juta personel pria selama 2 abad di kawasan Asia
            (India, Bengal, Srilanka, dan Deshima-Jepang). Armada ini diper-
            lengkapi dengan fasilitas peradilan, kesehatan, sekolah, gereja,
                          54
            dan sebagainya.  Bagaimana mereka para pelayar, tentara, dan
            pengrajin yang tidak disertai para perempuan itu menyalurkan
            hasrat seksualnya dan lain-lain? Hal demikian menarik pula
            diperhatikan.


            2. Sejarawan tradisional menganggap bahwa sejarah
               adalah narasi peristiwa
                Pada pertengahan abad yang lalu, kita dapat melihat bahwa
            kajian sejarah tidak harus dibaca secara demikian. Ferdinand
            Braudel dalam Laut Tengah dan Dunia Sekitarnya pada Zaman Phillpis
            II mendasarkan analisanya pada struktur yang mengalasi peris-
            tiwa di atasnya. Sebagaimana tersaji dalam tabel sub-bab terda-
            hulu, tampak bahwa lapisan geografi dapat mempengaruhi eko-
            nomi (keadaan cuaca, harga hasil bumi, intensitas transportasi, dan
            sebagainya), namun tidak sebaliknya (depresi ekonomi tidak
            mengakibatkan musim panas). Akibat dari pandangan ini arti kausal
            dari lapisan ketiga tidak terlalu dipentingkan dalam bukunya itu.
                Dalam kasus Indonesia, seorang sejarawan-geografi Austra-
            lia, Lesley Potter berusaha menggunakan pemetaan di atas dalam
            melihat realitas Orang Banjar di dan di Luar Hulu Sungai, Kali-
            mantan Selatan. Ia melihat bahwa terdapat hubungan yang erat
            antara struktur konstant geografi (tanah alluvial dan rawa-rawa



                54  Lihat Peter H. Van der Brug, “Unhealthy Batavia and the Decline of
            The VOC in Eighteenth Century”, dalam Kees Grijn dan Peter M. Nas, Jakarta-
            Batavia, Socio-cultural Essays, Leiden: KITLV Press, 2000, hlm. 43-74

            64
   78   79   80   81   82   83   84   85   86   87   88