Page 52 - pengadaan tanah CNVRT.cdr
P. 52

tanah-tanah  milik  adat  dikategorikan  sebagai  tanah domain
           yang tidak bebas; Kedua, terhadap tanah-tanah yang dikuasai
           dengan hak ulayat oleh masyarakat hukum adat dikategorikan
           sebagai  tanah negara tidak  bebas.  Konsekuensi  dari
           pembedaan ke dalam 2 jenis kategori ini, membawa implikasi
           dalam  prosedur/mekanisme  pengambilan  atau  pembebasan
           tanah hak milik menggunakan ketentuan Pasal 133 IS., yaitu
           membayar ganti  kerugian,  sedangkan  untuk  kategori  kedua
           untuk tanah yang dikuasai dengan hak ulayat oleh Masyarakat
           Hukum Adat  karena  dipersepsikan  sebagai  Tanah  Negara
           Tidak Bebas, maka hanya diberikan recognitie (sebagai bentuk
           pengakuan/penghormatan).

               Benturan  kepentingan  antara  Pemerintah  Hindia-Belanda
           dengan  penduduk pribumi Indonesia  di  berbagai wilayah
           daerah Hindia Belanda, terjadi sejak diberlakukannya kebijakan
           Sistem  Tanam  Paksa  (Cultuurstelsel),  yang  berlangsung  dari
           tahun 1830-1870. Selanjutnya menurut Adrian Sutendi (2007,
           1)  berdasarkan  Tractaat  London  terhitung  mulai  tanggal  13
           Agustus 1814 terjadi pergantian Pemerintahan dari Pemerintah
           Inggris kepada Pemerintah Hindia Belanda, yang intinya bahwa
           Indonesia  sudah  harus dikembalikan  kepada  kekuasaan
           Belanda.  Akan  tetapi,  terjadi  keterlambatan  pergantian
           pemerintahan,  dikarenakan  Komisi yang akan menerima
           penyerahan tersebut baru tiba di Pulau Jawa pada tanggal 1
           Maret 1816, dan Komisi tersebut baru mengadakan persidangan
           di Batavia pada tanggal 26 April 1816. Dengan keterlambatan
           tersebut berimplikasi pada serah terima kekuasaan baru terjadi
           pada tanggal 13 Juli 1816 yaitu setelah terbit Surat Keputusan
           dari Eropa melalui  Gubernur  Jenderal  Inggris  di  Benggala.
           Pada serah terima tersebut Inggris meminta jaminan kepada



                                     Perkembangan Pengadaan Tanah di Indonesia  23
   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57