Page 56 - pengadaan tanah CNVRT.cdr
P. 56

waktu 75 (tujuh puluh lima) tahun, bahkan dimungkinkan untuk
           menyewa tanah-tanah milik rakyat dengan jaminan yang kuat
           pula. Kebijakan Pemerintah Hindia Belanda yang memberikan
           jaminan kepastian hukum tersebut, sehingga mengalir pemodal
           besar swasta dari Negara Belanda ke Bumi Indonesia.

               Agrarische Wet mempunyai  tujuan yang memberikan
           jaminan  hak-hak  atas  tanah  terhadap  rakyat  asli  Indonesia.
           Sementara tujuan Agrarische Besluit, antara lain:

           a.  Melindungi hak-hak atas tanah rakyat asli;

           b.  Memberikan  kesempatan  kepada  rakyat  asli  untuk
               memperoleh hak tanah baru (Agrarische Eigendom);     5
               Terhadap  Penduduk  Pribumi  yang  memiliki  Agrarische
           Eigemdom disertai bukti pajak berupa Verponding Indonesia,
           maka kalau ada seorang pribumi/penduduk asli yang tunduk
           pada Hukum Adat setempat, dapat memperoleh hak atas tanah
           yang tunduk pada Hukum Barat, yaitu nanti diberikan dengan



           5  Berdasarkan Ketentuan Konversi Angka Romawi II UUPA (UU Nomor 5 Tahun 1960 tentang
              Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria menegaskan: (1) Hak-hak atas tanah yang memberi
              wewenang sebagaimana atau mirip dengan hak yang dimaksud dalam pasal 20 ayat 1
              seperti yang disebut dengan nama sebagai di bawah, yang ada pada mulai berlakunya
              Undang-undang ini, yaitu : hak agrarische eigendom, milik, yasan, andarbeni, hak atas
              druwe,  hak  atas  druwe  desa,  pesini,  grant  Sultan,  landerinjbezitrecht,  altijddurende
              erfpacht, hak usaha atas bekas tanah partikelir dan hak-hak lain dengan nama apapun
              juga  yang  akan  ditegaskan  lebih  lanjut  oleh  Menteri  Agraria,  sejak  mulai  berlakunya
              Undang-undang  ini  menjadi  hak  milik  tersebut  dalam  pasal  20  ayat  (1),  kecuali  jika
              yang mempunyainya tidak memenuhi syarat sebagai tersebut dalam pasal 21. Jo. Pasal
              19 PMA Nomor 2 Tahun 1960, PP Nomor 10 Tahun 1961, PMPA Nomor 2 Tahun 1962,
              Pasal 14 ayat (1) beserta Penjelasannya dari PP Nomor 24 Tahun 1997, Pasal 60 dan 76
              PMNA/Ka. BPN Nomor 3 Tahun 1997, Jo. Perkaban Nomor 8 Tahun 2012, Jis. Permen
              ATR/Ka. BPN Nomor 7 Tahun 2019 disertai bukti pajaknya berupa Verponding Indonesia
              akan dikonversi (ditegaskan) menjadi Hak Milik, jika pemegang/subjek hak atas tanahnya
              berkewarganegaraan  Indonesia  (WNI)  tunggal.  Hak  agrarische  Eigemdom  tersebut,
              memang dikhususkan untuk penduduk pribumi.


                                     Perkembangan Pengadaan Tanah di Indonesia  27
   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61