Page 105 - TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA
P. 105

TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA




                        Berdasarkan analisis ini, dengan tegas dikemukakan semboyan yang
                        positif:  Pendidikan  harus  bersifat  aktif  membangun  daya  pikir
                        kreatif,  membangun  inisiatif  dengan  semangat  bekerja  dan
                        berusaha sendiri.
                        Dalam  susunan  pikiran  yang  demikian,  pengalaman  tentang
                        intelektualisme,  individualisme,  egoisme,  dan  materialisme  yang
                        hanya  merajalela  di  Barat  tak  mungkin  mendapat  tempat,  sebab
                        pikiran  itu  secara  langsung  terutama  tertuju  bagi  kebutuhan
                                      25
                        masyarakat kita.


                               Di  tengah  perdebatan  yang  cukup  sengit  antara  Soetomo
                                                            26
                        dan Sutan Takdir, masuklah Tjindabumi,  sebagai tokoh yang agak
                        moderat  namun  cenderung  pada  pendapat  Sutan  Takdir.
                        Tjindarbumi  sangat  mengapresiasi  perdebatan  yang  terjadi  antara
                        Soetomo  dan  Sutan  Takdir,  yang  menurutnya  dilakukan  dengan
                        sangat santun. Selanjutnya, melalui surat kabar Suara Umum yang
                        terbit  pada  9  Juli  1935  Tjindarbumi  mengiyakan  pendapat  Sutan
                        Takdir,  bahwa  mengambil  falsafah  Barat  cukup  penting.  Meniru
                        tidak  berarti  mengecilkan  sang  peniru.  Tjindarbumi  mengabil
                        contoh dari tindakan Jepang yang kemudian menjadi negara yang
                        maju. Kemajuan Jepang tidak lain karena mereka dapat mengambil
                        falsafah  dari  kemajuan  barat.  Menurutnya  tiruan  yang  sempurna
                                                                          27
                        tidak  harus  mengurangi  keaslian  kebangsaan  sendiri.   Menurut
                        Tjindarbumi  seyogyanya  antara  Barat  dan  Timu  dapat  mengisi
                        segala kekurangan mereka. Ia mengatakan:


                        Sesungguhnya  bangsa  Timur  dan  bangsa  Indonesia  ini  pada
                        khususnya  harus  banyak  meniru  orang  Barat  di  dalam  beberapa
                        bagian  filsafatnya,  misalnya  di  dalam  mementingkan  ilmu
                        pengetahuan  (etnik,  kepandaian,  dan  lain-lain),  energi  dan
                        seterusnya. Namun, jangan lupa bahwa bangsa Barat sendiri tidak
                        mengenal  kesabaran,  tidak  mengenal  dan  tidak  tahu  akan
                        ketentreman hati.






                                                                                 93
   100   101   102   103   104   105   106   107   108   109   110