Page 106 - TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA
P. 106

TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA



                        Orang  barat  membawa  ilmu  pengetahuan,  energi,  kemajuan,  dan
                        kekuatan  hati  kepada  bangsa  Timur,  tetapi  orang  Barat  terang-
                        terangan pula meminjam ilmu Timur dalam hal kesabaran, damai,
                                            28
                        dan ketentraman hati.


                       Pendapatnya menunjukkan bahwa betapa moderat dirinya. Di satu
                sisi  Tjindarbumi  mendukung  gagasan  Sutan  Takdir  terkait  falsafah  yang
                harus diambil bangsa Indonesia. Namun, di sisi lain falsafah Barat juga harus
                ditutupi  kekuranganya  dengan  falsafah  ketimuran  yang  dipegang  teguh
                bangsa  Indonesia.  Tjindarbumi  juga  tidak  melewatkan  kritik  terhadap
                pendapat yang dikemukakan Sutan Takdir terkait gagasan pola pendidikan
                Barat yag diajukannya. Menurut Tjindarbumi:


                        Satu  hal  yang  hilang  di  dalam  pandangan  Tuan  Sutan  Takdir
                        Alisjahbana,  yaitu  tidak  diuraikannya  kelanjutan  bagaimana  yang
                        harus  dilakukan  di  dalam  pengajaran  nasional.  Tuan  Takdir
                        Alisjahbana  membicarakan  (mengkritik)  bagaimana  filsafat  bangsa
                        kita  (Timur)  dan  mengemukakan  kebaikan  dan  keuntungannya
                        filsafat  bangsa  Barat  di  dalam  perjuangan  hidup.  Namun,  Tuan
                        Sutan  Takdir  Alisjahbana  sedikitpun  tidak  menyinggung  urusan
                        pengajaran nasional.
                        Ini yang kita rasa sebagai kekurangan di dalam pandangannya yang
                        penting itu. Tuan Takdir Alisjahbana adalah seorang pengajar. Jadi,
                        pandangannya di dalam perguruan mempunyai dasar yang bagus,
                                          29
                        mempunyai otoritas.


                       Selanjutnya Tjindarbumi menutup esainya dengan memuji gagasan
                Sutan Takdir yang dinilainya sangat berorientasi pada kemajuan.
                       Sutan Takdir Alisjahbana kembali menuliskan esai yang merupakan
                kelanjutan dari pernyataan Soetomo terkait pendidikan Pondok Pesantren
                yang dikampanyekannya. Dalam esainya yang berjudul “Didikan Barat dan
                Didikan  Pesantren  Menuju  ke  Masyarakat  yang  Dinamis”,  ia  mencoba
                menugraikan  perbandingan  antara  didikan  Barat  dan  didikan  pesantren.
                Esai ini diawali dengan kutipan perdebatan antara Dr. Satiman dengan Dr.
                Soetomo dalam Kongres Perguruan Nasional di hari ke-2. Dr. Satiman kala



                94
   101   102   103   104   105   106   107   108   109   110   111