Page 126 - TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA
P. 126
TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA
pelajar saja, tapi lebih luas lagi. Partai ini harus bergerak atas nama
sebuah bangsa dengan dasar nasionalisme bangsa Indonesia. Dalam
organisasi ini Soetomo enggan untuk bersikap kooperatif dengan
pemerintah kolonial. Ia lebih suka bergerak langsung bersentuhan
dengan masyarakat dengan mendirikan koperasi rakyat, lembaga-
lembaga kursus, dan poliklinik. Hal ini menurutnya lebih dirasakan
52
langsung manfaatnya oleh rakyat.
Di dalam partai ini, Soetomo juga menyelenggarakan
pembentukan surat kabar dengan bahasa Jawa dan Madura yang
diberi nama Suara Umum. Memang, untuk gerakan tingkat nasional
sekaliber PBI nampaknya agak kurang etis jikalau bahasa yang
digunakan dalam surat kabar ini hanya menggunakan bahasa Jawa
dan Madura, sedangkan apa yang dikenal sebagai bangsa Indonesia
lebih dari hanya kedua pulau itu. Melalui surat kabar inilah Soetomo
banyak menuangkan gagasan-gagasannya terkait permasalahan
ekonomi, sosial, politik, kebudayaan, dan pendidikan. Bahkan melalui
surat kabar ini Soetomo juga pernah terlibat dalam perang
pemikirang dengan Sutan Takdir Alisjahbana yang kita kenal sebagai
”polemik kebudayaan” yang nanti akan penulis bahas pada bagian
berikutnya.
Selanjutnya pada Desember tahun 1931 Soetomo
memprakarsai penyelengaraan Kongres Indonesia Raya yang
pertama. Kongres ini bertujuan untuk mempererat persatuan di
kalangan para intelektual zaman pergerakan. Pada bulan Desember
1935 Soetomo memprakarsai pengabungan antara partai yang
dipimpinnya, PBI dan Budi Utomo. Fusi kedua partai ini selanjutnya
diberi nama Partai Indonesia Raya atau disingkat Parindra. Soetomo
terpilih menjadi ketua dari partai gabungan ini.
2.8. Terlibat dalam Polemik Kebudayaan
Bersamaan dengan kegiatanya di kancah politik, Soetomo
pada dasarnya tidak pernah bisa melepaskan dari budaya asalnya
sebagai seorang Jawa. Hal ini terutama tampak dalam “polemik
114