Page 138 - TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA
P. 138
TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA
bangsanya, orang-orang aktif, yang giat bekerja dengan
senang, rela, dan gembira, serta berbudi luhur pula untuk
memberbaiki wujud masyarakat kita, sebagaimana telah saya
terangkan pula dalam karangan saya yang berjudul
68
“Pergerakan yang Hidup”.”
Dalam kongres Perguruan tersebut Soetomo juga mendukung
sistem pendidikan yang beorientasi pada pondok pesantren, yang
dianggap oleh Sutan Takdir sebagai sebuah kekolotan. Dukunganan
Soetomo terhadap sistem pondok bukan karena dirinya yang
cenderung pada Islam. Soetomo sendiri tidak begitu taat dalam hal
agama ia sendiri tidak terlalu tertarik pada pergerakan yang
berorientasi pada asas keagamaan. Namun ia juga bukan merupakan
tokoh yang antiagama. Hal ini senada dengan apa yang pernah ia
katakan dalam rapat pendirian PPAI. Soetomo mengatakan:
“Pergerakan kita tidak berdasarkan pada agama ini bukan
berarti bahwa kita tiada setudju dengan agama dan melarang
anggota kita memeluk agama, sekali-kali tidak. Malah kita
andjurkan mereka jang kita berikan kemerdekaan memeluk
agamanja masing-masing itu menetapi akan kewajibanja
dengan sungguh-sungguh dan mengerjdjakan perintah
69
dengan perbuantannja.”
Selain itu, Soetomo juga pernah beranggapan bahwa Islam
70
akan mengurangi sentimen nasionalistis yang sejati. Namun,
Soetomo merasa ada sesuatu yang penting yang dapat dipelajari dari
sistem pendidikan tradisional khas Indonesia ini. Dalam hal ini, dia
beranggapan bahwa sistem pondok lebih merupakan sistem
pendidikan yang ringan biaya. Penyelengaraannya juga berasaskan
pengorbanan, sehingga seluruh lapisan masyarakat dapat menimba
ilmu di sana tanpa harus berkeberatan dengan dana pendidikan.
126