Page 17 - TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA
P. 17

TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA



                asal  usul  keluarga  dan  pengalaman  hidup  bisa  mempunyai  dampak
                juga  pada  pilihan  perhatian  dan  kecenderungan  pemikiran  dalam
                merenungkan  realitas  kehidupan  sosial?  Bukankah  sang  pemikir
                adalah  pula  bagian  dari  masyarakatnya?  Apakah  sang  pemikir  itu
                adalah  seorang  “reformis”,  pembaharu,  yang  ingin  membawa
                masyarakat  ke  tatanan  sosial-kultural  yang  baru  atau  sebaliknya,
                seorang penganut “konservatisme” , yang berpendirian bahwa nilai-
                nilai  dan  bahkan  bentuk  perwujudan  kultural  yang  diwarisi
                senantiasa berharga bagi masa kini bangsa dan bahkan untuk masa
                depan, namun yang jelas keduanya adalah bagian yang integral dari
                sejarah  pemikiran.  Bahkan  andaikan  ia,  sang  tokoh  pemikir  itu,
                adalah  seorang  “reaksioner”,  yang  secara  keras  mengusahakan
                kembalinya  masyarakat  ke  tatanan  sosial-politik  yang  dianggap
                umum  sudah  tidak  lagi  sesuai  dengan  keharusan  zaman,  biografi
                kehidupannya  dapat  juga  memberi  keterangan  tentang  “mengapa
                semua  yang  dikatakannya  dan  diperjuangkannya”  adalah  juga
                sesungguhnya hasrat kultural yang biasa saja.
                       Jadi  pada  tahap  awal  dalam  proses  pemahaman  bolehlah
                dikatakan bahwa sejarah pemikiran itu tidak ubahnya dengan sejarah
                umum,  yaitu  uraian  kesejarahan  yang  berusaha  mengadakan
                rekonstruksi tentang alur dan dinamika peristiwa yang terjadi dalam
                rentangan waktu dan wilayah tertentu. Hanya saja perhatian sejarah
                pemikiran,  pertama  terfokus  pada  pemikiran    seorang    atau
                beberapa  tokoh  dengan  cacatan  singkat  tentang  perjalanan  hidup
                dan  kedua,  struktur  dan  realitas  sosial–politik  dan  ekonomi  dan
                bahkan  kebudayaan  diperlakukan  sebagai  konteks  struktural  dari
                kehadiran sang pemikir. Arti historis dari kehadiran sang pemikir dan
                makna sosial-kultural dari pemikirannya bagi masyarakat akan lebih
                mungkin bisa dipahami kalau faktor pertama–isi dan alur pemikiran—
                dan  kedua—struktur  sosial  kultural  dari  kehadirannya—telah
                dipertemukan dalam sebuah wacana akademis (academic discourse).










                                                                                   5
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22