Page 25 - TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA
P. 25
TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA
penduduk setempat dengan pendatang yang mondar mandir --pun
diperkenalkan. Dengan membedakan keduanya maka secara tidak
langsung perbedaan antara bangsa sendiri dengan bangsa asing telah
diperjelas. Dengan sikap yang telah mulai membayangkan semangat
nasionalisme bisalah dipahami juga kalau ketiga pemimpin itu
diasingkan dari ”tanah Hindia”. Tetapi untunglah mereka bisa pergi
ke negeri Belanda. Tetapi kalau Tjipto, karena kesehatan, harus
kembali ke “tanah Hindia” (di tahun 1930-an diasingkan ke Banda
Neira) sedangkan Douwes Dekker berkelana di Eropa dan bahkan
juga Afrika Selatan. Tetapi di negeri yang dipertuan ini—Belanda--
Suwardi mempelajari masalah dan teori pendidikan. Beberapa tahun
kemudian ketika ia telah dibolehkan pulang iapun mendirikan sekolah
dengan landasan ideologis nasionalisme, Taman Siswa, dan iapun
dikenal dengan nama baru, Ki Hadjar Dewantara.
Tahun 1910-an adalah masa ketika para pelajar yang berasal
dari berbagai daerah mendirikan perkumpulan yang mula-mulanya
berdasarkan solidaritas kepulauan. Di masa inilah Jong Java (1915
mula-mula bernama Tri Koro Dharmo) didirikan. Kemudian menyusul
Jong Sumatranen Bond, Jong Celebes, Jong Ambon dan lain-lain.
Ketika Jong Islamieten Bond didirikan (1925)—maka benih
tumbuhnya intelektual Islam (berlatar belakang pendidikan Barat
tetapi mendalami pengetahuan dan pemahaman tentang ajaran dan
tradisi serta filsafat Islam) telah mulai ditanamkan.
Pada tanggal 28 Oktober 1928. Kongres Pemuda II diakhiri
dengan pernyataan yang kemudian dikenal sebagai Sumpah Pemuda.
Maka dengan begini “jalan kembali” kepada kesetiaan ke daerahan
telah tertutup. Sejak itu “nasionalisme Indonesia” telah merupakan
realitas yang tidak teringkari, setidaknya begitulah realitas yang hidup
di kalangan para pembaca surat kabar di kota-kota.
Dikatakan atau tidak dan langsung ataupun bukan Sumpah
Pemuda jelas dipengaruhi oleh perkembangan pemikiran dan
aktivitas organisasi yang mula-mula bernama Indische Vereniging
kemudian menjadi Indonesische Vereniging dan akhirnya (1925)
Perhimpoenan Indonesia–sebuah perkumpulan para mahasiswa
1
3