Page 290 - TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA
P. 290

mengenai pembangunan bisa dilacak sejak awal, sebelum menduduki
                jabatan di pemerintah Orde Baru, yaitu ketika menyampaikan pidato
                pengukuhan  Guru  Besar  Ekonomi  di  Universitas  Indonesia  pada  10
                Agustus  1963.  Dalam  pidatonya  inilah  garis  besar  pemikiran
                Pembangunan Widjojo bisa dilacak.

                       Pembangunan, menurut Widjojo, merupakan proses menurut
                waktu,  suatu  proses  transformasi  yang  merupakan  suatu
                “breakthrough”  dari  keadaan  ekonomi  yang  terhenti  (stagnan)  ke
                suatu pertumbuhan kumulatif yang bersifat terus-menerus. Inheren
                dalam  proses  ini  adalah  keharusan  bagi  masyarakat  yang
                bersangkutan  untuk  mengadakan  pilihan  di  antara  berbagai
                alternatif.  Pilihan  ini  di  antaranya  meliputi  pilihan  antara  berbagai
                kecepatan pertumbuhan  ekonomi,  yang  pada  dirinya  adalah pilihan
                mengenai  kecepatan  pertambahan  produksi  barang  dan  jasa.  Oleh
                karena tingkat produksi barang dan jasa adalah suatu fungsi investasi,
                pilihan  tersebut  pada  asasnya  adalah  pilihan  mengenai  tinggi
                rendahnya  tingkat  investasi.  Dengan  lain  perkataan,  suatu
                masyarakat  dalam  proses  pembangunan  tidak  dapat  mengindarkan
                diri  dari  suatu  pengambilan  keputusan  mengenai  pilihan  alternatif
                yang  berkenaan  dengan  ketersediaannya  untuk  mengendalikan
                tingkat  konsumsi  guna  memungkinkan  pertambahan  produksi  serta
                konsumsi  pada  masa  selanjutnya.  Di  samping  itu  terdapat  pilihan
                yang  harus  diambil  untuk  memilih  pola  investasi,  pembagian
                pendapatan,  perkembangan  institusional,  dan  berbagai  macam
                pilihan lain.

                       Suatu masyarakat yang sedang membangun dapat mengambil
                keputusan tersebut secara implisit dengan menyerahkannya kepada
                berbagai kekuatan ekonomi yang terdapat dalam masyarakat. Akan
                tetapi,  masyarakat  bersangkutan  dapat  pula  mengadakan  pilihan
                secara  sadar  dan berencana.  Dalam hal  terakhir  ini,  terdapat  suatu
                usaha  pembangunan  berencana  yang  salah  satu  aktivitas  pokoknya
                berbentuk     perencanaan     pembangunan.      Menurut     Widjojo,
                perencanaan  berkisar  pada  dua  hal:  pertama,  penentuan  pilihan
                mengenai berbagai tujuan konkret yang hendak dicapai dalam jangka



                278
   285   286   287   288   289   290   291   292   293   294   295