Page 101 - Kumpulan CerPen-by Suci Harjono
P. 101
Luruh Dalam Hijab
Gadis memutuskan untuk segera mengemasi semua barang-
barangnya dan pindah ke kost yang baru. Sebenarnya Gadis baru dua
bulan masuk ke kost di jalan Semangka. Letak kostnya cukup strategis,
tidak terlalu jauh dari kampus. Selain itu, kost khusus putri itu tidak ada
yang mengecewakan, kamar kost bersih , rapi, lingkungan aman, tertib
dan semua penghuni kost baik dan ramah. Terlebih tak jauh dari kost
terdapat sebuah masjid yang selalu ramai dikunjungi jamaah. Mestinya
dia merasa nyaman dan kerasan tinggal di kost jalan Semangka. Tetapi
Gadis merasa kurang nyaman dengan alasan semua penghuni kost
mengenakan hijab dan alim-alim. Sementara Gadis tidak mengenakan
hijab dan dia lebih suka menghabiskan waktu untuk bermain,
mendengarkan musik, nonton film dibandingkan dengan melakukan
kajian keislaman dan mengaji.
Memasuki bulan ketiga menjadi penghuni kost Flamboyan,
Gadis mulai merasakan ketidaknyamanan. Hatinya selalu resah. Entah
mengapa gambaran kebebasan yang selama ini dia impikan, tinggal di
kost campuran laki dan perempuan itu mulai mengabur. Meskipun kamar
kostnya nyaman dan sejuk tetapi Gadis selalu merasakan hawa panas
dan gerah. Setiap hari matanya selalu menyaksikan laki-laki dengan
seenaknya masuk ke kamar perempuan dan begitu juga sebaliknya.
Penguni kost bebas keluar masuk tanpa ada perasaan risi. Pakaian
penghuni kost yang perempuan juga terlalu bebas dan cenderung
mengundang syahwat. Tak ada perasaan risi saat duduk bersama teman
laki-laki mengenakan celana pendek dan kaos tanpa lengan.
Tok….tok…tok…..
Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan Gadis. Dengan
langkah enggan, Gadis membuka pintu. Dahinya mengeryit saat teman
satu kostnya berdiri di depan kamar. “Ada apa?” tanya Gadis tidak
Suatu Malam di Sebuah Jalan_ Suci Harjono_sucihan03@gmail.com 101