Page 120 - Kumpulan CerPen-by Suci Harjono
P. 120

untuk terpilih menjadi salah satu penari yang menyajikan kemampuan
        tarinya dihadapan  Raja  dan  kerabat lainnya.  Semua penari  diseleksi
        secara ketat, dipilih perempuan yang masih suci dan sebelum menari
        harus melakukan puasa. Semua ritual harus dijalankan dengan perasaan
        nrima dan patuh. Jawi bersyukur karena tanpa terduga menjadi pilihan
        keraton.
               “Selamat ya, kalian luar biasa. Sungguh luwes dan memukau,”
        sebuah suara membuat Jawi mendongak. Pandangan matanya terpaku
        kepada sesosok wajah yang selama ini selalu terlintas di kepalanya.
               “Terimakasih, Raden Ayu,” jawab teman-teman Jawi serentak.
               Perempuan itu menyalami teman-teman Jawi satu persatu, saat
        tiba giliran Jawi ia menjadi tertegun dan menatap tidak percaya.
               “Kamu..kamu?”
               “Saya Jawi,  Raden Ayu,” jawab Jawi dengan bahasa  halus sambil
        tersenyum. Ditekannya rasa jengkel yang  tiba-tiba  muncul kembali.
               “Bagaimana mungkin kamu bisa…”
               “Jawi? Kamu..Wah benar-benar kejutan,” teriak  Satrio yang
        berdiri di belakang ibunya. Sorot matanya menatap penuh kekaguman
        dan binar-binar cinta masih terlihat di sana. Jawi sangat mengenali sorot
        mata itu.
               Jawi hanya melempar senyum, mengangguk  tanpa menjawab
        sepatah katapun.
               Setelah memandang Jawi sejenak, Raden Ayu Moestiyah berlalu.
        Jawi sempat melihat mata itu menyimpan kekaguman.
               “Jawi, kamu cantik sekali. Dan ..ehm, benar-benar  luar biasa.
        Selamat ya,” tangan Satrio mengenggam erat saat berjabat tangan. Aliran
        hangat sempat merambati tangan Jawi membuat wajahnya merona.
               Jawi  dan penari lainnya  berlalu untuk berganti pakaian diiringi
        tatapan  mata penuh  kerinduan  dari  Satrio yang segera bergabung
        dengan kerabat keraton lainnya.
               Dari  jauh  Jawi  bisa merasakan  rasa itu  kembali  menyapanya.
        Tatapan mata Satrio menandakan rasa cintanya masih teramat besar.




        120                  Suatu Malam di Sebuah Jalan_ Suci Harjono_sucihan03@gmail.com
   115   116   117   118   119   120   121   122   123   124   125