Page 149 - Kumpulan CerPen-by Suci Harjono
P. 149
naik ke teralis besi. Di pejamkannya matanya untuk mengusir keraguan
di hatinya. Selangkah lagi dia siap menghempaskan tubuh kurusnya ke
bawah.
Tetapi pada saat itu, tiba-tiba Surip membuka matanya, tanpa
sengaja dia melihat ada anak perempuan kecil berbaju kumal sedang
berdiri di pinggir jalan di tengah gerimis hujan. Anak perempuan itu
terlihat riang ketika menyodorkan kotak bekas permen untuk meminta
uang kepada pengendara mobil yang lewat. Surip terpana melihat
pemandangan tersebut, tanpa sadar Surip turun dari teralis besi dan
melangkah mundur.Ternyata masih ada orang lain yang lebih menderita
dari dia dan keluarganya. Surip tidak perlu meminta anaknya untuk
menjadi peminta-minta, karena dia masih sanggup bekerja.
Ya Allah ampuni saya yang berniat buruk tadi,maafkan hambamu
ini. Surip tak kuasa menahan derai air matanya menyadari telah berniat
yang kurang baik untuk mengakhiri penderitaan hidupnya dengan jalan
yang tidak terpuji. Surip menjadi malu sekali atas sikpa putusasa yang
tidak mampu dia lawan. Marni, Wanti ,maafkan bapak . Bapak janji akan
berusaha lebih keras lagi dan tidak putus asa.
Surip bergegas melangkah meninggalkan Mall itu dengan seulas
senyum di sudut bibirnya. Dia nyakin esok pasti masih ada harapan
,sekecil apapun harapan itu pasti ada…………
(Mawar enam,7 Januari 2010)
Suatu Malam di Sebuah Jalan_ Suci Harjono_sucihan03@gmail.com 149