Page 150 - Kumpulan CerPen-by Suci Harjono
P. 150

Laki-laki Tua dan Ambisinya


               Seorang laki-laki tua nampak begitu santai menikmati hidup ini.
        Duduk ongkang-ongkang kaki di kursi goyang sambil membaca sebuah
        buku. Walau umur yang sebenarnya sudah lebih dari setengah abad,
        namun dia terlihat masih seperti seorang laki-laki berumur limapuluhan
        tahun, karena hidupnya selalu  bergelimang kemewahan.  Sesekali
        tangannya membolak-balikkan lembaran-lembaran buku yang dia baca.
        Kadang terlihat dia  tertawa kecil, kadang tersenyum-senyum. Begitu
        asyiknya dia membaca seakan hidup begitu nikmat tanpa beban apapun.
        Tetapi Wajah yang tersenyum-senyum itu, suatu saat terlihat pucat dan
        tenggang ketika membaca suatu halaman di buku yang di bacanya.

               “Seorang pemuda yang di gambarkan sebagai berandalan,
        penjilat, bermuka dua, memesan keris pada seorang mpu yang bernama
        Mpu  Gandring.  Pemesan  itu  bernama  Ken  Arok,  membunuhnya
        sebelum  keris itu  usai  dari  pesanannya.  Tentu  saaja  semua itu  dia
        lakukan dengan sangat rahasia  dan telah diperhitungkan masak-
        masak. Senjata itu secara rahasia pula telah dipinjamkan kepada Kebo
        Ijo.  Oleh Kebo Ijo kemanapun  dia  pergi keris pinjamannya itu  selalu
        dia bawa dan dipamerkan ke siapapun sebagai miliknya sendiri. Pada
        suatu  kesempatan  yang telah  direncanakan, Ken Arok mencuri keris
        yang  dibawa Kebo  Ijo  tersebut  dan  dengan  keris itu  dia  membunuh
        penguasa Singasari. Setelah itu dengan daljh Kebo Ijo yang membunuh
        penguasa Siangasari-Tunggul Ametung. Ken Arok membunuh kebo Ijo
        yang dia tuduh telah membunuh penguasa Singasari dan akhirnya Ken
        Arok yang mengantikan Tunggul Ametung sebagai penguasa. Tapi dalam
        roda kekuasaannya, akhirnya Ken Arok terbunuh sendiri oleh keris itu
        ................. ”
               Laki-laki  itu  tubuhnya  bergetar  menahan  amarah.  Buku  yang
        di  bacanya tanpa  segaja terjatuh.  Wajahnya merah, gigi-giginya
        bergemelatukan, matanya melotot memancarkan kemurkaan, darahnya




        150                  Suatu Malam di Sebuah Jalan_ Suci Harjono_sucihan03@gmail.com
   145   146   147   148   149   150   151   152   153   154   155