Page 155 - Kumpulan CerPen-by Suci Harjono
P. 155

”Iya,  saya  sependapat.  Lagipula  sebenarnya  mereka  tidak
        bersalah.  Semua  yang  mereka  lakukan  tidak  bertentangan  dengan
        undang-uandang.  Ingat tuan, mereka dilindungi  undang-undang,”
        tambah yang lainnya.
               “Dan saya kira wajar jika rakyat menuntut perubahan.”
               ”Apa...?!” laki-laki tua itu berang sekali.
               Tak di  sangkanya orang-orang kepercayaannya sekarang
        mendukung  rakyat yang dianggapnya musuh.  Dia  mengebrak meja
        dengan kemarahan yang luar biasa.
               ”Bisa-bisanya kalian menentang perintahku.  Mereka itu
        sudah  melakukan  tindakan  subversi.  Mereka  menghina,  mencoreng
        mukaku, mencekoki rakyat dengan cerita-cerita yang membahayakan
        kedudukanku. Apakah itu masih wajar heh ?!” dampratnya murka.
               Tapi  anehnya,  kali  ini  orang-orang di  depannya,  bawahannya
        itu tidak menampakkan ketakutan dengan kemarahan tuannya. Justru
        terlihat  acuh  tak  acuh  dan  dengan  tenangnya  menikmati  kemarahan
        tuannya.
               ”Tuan, penolakan mereka terhadap sistem ini memang lumrah.
        Mereka sadar bahwa selama ini sistem yang ada menindas mereka. Kalau
        boleh saya berpendapat, sebaiknya ijinkaan rakyat untuk berpolitik tuan.
        Bagaimanapun juga itu adalah hak
        mereka,”
               “Hei.. kau benar-benar menentangku ya. Dengar kau ku pecat
        hari ini juga. Cepat keluar dari sini.” Teriak laki-laki itu kalap.
               ”Tidak bisa tuan, tuan sudah tidak berhak mengusir saya. Dengan
        alasan apapun tuan tidak akan bisa memecat saya.” Laki-laki yang di usir
        itu tersenyum melecehkan.
               Laki-laki itu terlihat semakin murka.
               ”Kalian.. kalian semua juga mendukungnya?! Ingat kalian harus
        dengar  ucapanku  dan  melaksanakan  semua  perintahku  seperti  yang
        kalian lakukan selama ini,” laki-laki tua itu memandang orang-orangnya
        dengan panik.




        Suatu Malam di Sebuah Jalan_ Suci Harjono_sucihan03@gmail.com     155
   150   151   152   153   154   155   156   157   158   159   160