Page 151 - Kumpulan CerPen-by Suci Harjono
P. 151
terasa mendidih. Cerita yang dia baca tadi seakan menampar mukanya.
Dia benar-benar merasa di hina, diremehkan.
Geer... benar-benar kurang ajar, bedebah ! Orang yang mengarang
cerita ini benar-benar, sonto1oyo. Aku akan perintahkan orang-orangku
untuk mencekal pengarang itu.
Gerrr.. geram laki-laki itu murka.
”Pengawal, sini!” 1aki-laki tua itu berteriak keras memanggil
pengawal. Susah payah dia bangkit dari kursi goyangnya, berjalan
tertatih-tatih. Wajahnya terlihat gelisah. Tetapi sesékali raut mukanya
memerah menahan murka. Di lain kejap terlihat pucat ketakutan.
”Pengawal ...... !” teriaknya lagi.
Dia semakin bertambah marah, pengawal yang dia panggil tidak
segera datang.
Laki-laki tua itu mondar-mandir semakin gelisah. Mata tuanya
berputar-putar marah, kenjngnya berkerut pertanda memikirkan
sesuatu yang berat. Dia benar-benar tidak mengerti mengapa akhir-
akhir ini orang-orangnya sudah tidak begitu patuh lagi dengan semua
perintah-perintahnya.
Tubuhnya semakin gemetar.
Pada saat itu terdengar pintu di ketuk dari luar.
”Masuk” perintahnya dengan suara bergetar.
Dari luar masuklah seorang lelaki berseragam dan bersenjata
lengkap.
Laki-laki tua itu menatap pengawalnya tajam.
”Pengawal, kenapa dipanggil sejak tadi baru datang ?” suaranya
meninggi.
”Kau...kau... sengaja mau meremehkan aku ya. Kau.... “ suaranya
melemah.
Laki-laki tua itu benar-benar tidak tahu, dia merasa sudah
berteriak, sudah mengeluarkan semua kekuatan dan volume suaranya
tetapi kenapa selirih itu suaranya keluar.
Pengawal itu memandang laki-laki tua itu dengan sinaar mata
Suatu Malam di Sebuah Jalan_ Suci Harjono_sucihan03@gmail.com 151

