Page 173 - Kumpulan CerPen-by Suci Harjono
P. 173
“Ayah kerja jauh di Papua sayang. “
“Papua itu mana? “ tatapnya lagi sambil memainkan ujung
bajuku.
Dengan rasa sayang ku gandeng tangan mungil Rama menuju
kamar Satrio. Buku atlas bersampul merah yang ku ambil dari meja
belajar, ku buka lebar di lantai kamar. Setelah kutemukan lembaran peta
Papua, ku jelaskan secara perlahan ke Rama.
“Ini pulau Papua, tempat ayah kerja ,” tanganku menunjukan
gambar peta. Meskipun Rama tak terlalu paham, tetapi dengan sabar
aku menjelaskan letak kota tempat mas Bayu bekerja. Kemudian ku
buka lembaran peta Indonesia, ku beritahukan letak pulau Jawa dengan
pulau Papua.
“Khan deket tu, hanya segini. Kok ayah ngga pulang? Nih tinggal
gini aja..” suara cadel Rama membuatku hampir tertawa. Rama tetap
nyakin kalau ayahnya hanya kerja di dekat rumah saja. Tangan mungilnya
menunjuk peta Jawa dan Papua berulang -ulang.” Nich, nik..inik..inik...
dekat khan bun?”
“Iya sayang, kalau di gambar ini memang dekat. Tapi jauh lho.
Kalau ayah naik pesawat hampir seharian baru sampai. “
“Naik pesawat? Ngeng...ngeng....ngeennnnnnnnnnn.....”Rama
sudah lupa dengan ayahnya. Pensil yang ku pakai untuk menjelaskan
pulau Papua sudah beralih fungsi menjadi pesawat. Sesaat kemudian
anak bungsuku itu sudah asyik dengan permainannya.
**
Setahun berlalu, mas Bayu belum bisa pulang. Kontrak dengan
perusahaan hanya memberikan kesempatan cuti sekali dalam setahun.
Selama ini komunikasi dengan mas Bayu ku lakukan melalui telpon, SMS,
email dan chating. Untung saja jaman semakin maju, tehnologi semakin
canggih. Meskipun tak bisa bertemu setiap hari, tetapi setiap hari
rasanya sudah bertemu paling tidak lewat SMS. Tanpa absen, mas Bayu
selalu menyapa anak-anak lewat telpon. Meskipun berjauhan, tugas
Suatu Malam di Sebuah Jalan_ Suci Harjono_sucihan03@gmail.com 173