Page 170 - Kumpulan CerPen-by Suci Harjono
P. 170

Tanah kuburan masih lembab. Kutaburkan bunga mawar dengan
        hati  mengharubiru.  Dengan  takzim  kupanjatkan  do’a  untuk  ibu  yang
        telah  melahirkan  dan  merawatku  dengan  tulus.  Berjuta penyesalan
        terus memenuhi jiwaku.
               Kubaca sebuah puisi pendek yang kubuat saat dalam perjalanan
        ke kuburan.
               Ibu, kau laksana air yang terus memberikan kehidupan  bagi
        anakku.
               Kau tak pernah lelah untuk terus merawat dan mendidikku.
        tanpa pernah putus asa, kau bersikap lembut dan memberikan berjuta
        kasih sayang saat aku bersikap kasar dan kurangajar.
               Bahkan kau hanya terus tersenyum dan  tak  sekalipun
        menunjukkan amarah.

               Ibu, bagiku tidak ada yang lebih besar dari cinta kasihmu.
               Bagiku tidak ada yang seindah dirimu dalam hidupku.
               Bagiku tidak ada yang paling terang menerangi hidupku selain
        dirimu.


               Ibu, tenanglah kau dalam peristirahatan panjangmu yang abadi.
        Aroma surga dengan segala keindahannya akan menyambutmyu disana.
        Bagi perempuan  yang tanpa pamrih  selalu  memberikan cinta untuk
        putrinya.


               Kututup kertasku yang basah oleh air mata. Kupandangi sekali
        lagi  tanah  lembab  tempat  ibuku  berbaring.  Aku  berjanji  tidak  akan
        pernah menyiakan hidup ini.  Meskipun ibu jauh disana, tetapi beliau
        selalu menemaniku setiap saat.  Di seluruh jiwa dan ragaku. Tidak hanya
        lewat  kedua mata indah penuh kasih sayang milik ibuku ini. I Love U,
        ibu. *****

        (6 Januari 2015)




        170                  Suatu Malam di Sebuah Jalan_ Suci Harjono_sucihan03@gmail.com
   165   166   167   168   169   170   171   172   173   174   175