Page 20 - Kumpulan CerPen-by Suci Harjono
P. 20

mengingingan mas Faris wisuda dulu. Tetapi dengan perjuangan yang
        lama, maka mereka berhasil menyakinkan hati orang tua mbak Sonia.
               Karena mas Faris nggak mungkin membawaku pulang, maka aku
        dititipkan  rumahnya  mbak  Sonia.  Tentu  saja  aku  sangat  bahagia  dan
        merasa  beruntung  karena  aku  akan  selalu  dekat  dengan  Poni.  Tentu
        menyenangkan sekali kalau tiap hari bisa berkumpul dengan Poni yang
        cantik, dan akupun juga nyakin kalu Poni juga akan merasa senang.
               Mas Faris meninggalkan aku dengan pesan-pesan yang cukup
        banyak.
               “Coki, selama mas Faris nggak  ada,  kamu nggak  boleh  nakal.
        Jangan ngeluyur terus, nggak boleh masuk rumah dengan, tubuh kotor.
        Kamu harus bantu Poni jaga rumah, dan kalau dimandikan jangan nakal,
        nggak boleh bandel kalau mandi.”
               Aku cemberut dan memaki dalam hati di katakan suka ngeluyur
        dan bandel kalau dimandikan. Mas Faris nggak mau menjaga perasaanku,
        masak dia ngomong seperti itu di depan Poni dan mbak Sonia, wah bisa
        ngurangin pointku di mata mereka tentu saja.
               Poni  hanya  meringis  dan  meleletkan  lidahnya  mengejek,
        membuatku malu.
               “Iya tuh, si Poni kadang rewel juga kalau dimandikan. Mungkin
        ntar kalau mendi bareng-bareng Coki nggak rewel lagi.” kata mbak Sonia
               He..he..he kujulurkan lidahku, gantian mengejek Poni. Satu-satu,
        kataku, yang disambut Poni dengan tersipu malu.
               Mas Faris masih sibuk dengan pesan-pesannya padaku.
               Cerewet, gerutuku malas. Dasar manusia, banyak peraturan.
               “O ya Nia, setelah aku selesai mengurus persyaratan pernikahan
        kita aku akan segera kirim khabar ke Yogya,” kata mas Faris.
               Syukur, batinku lega karena mas Faris sudah selesai memberiku
        ‘wejangan‘.
               “Faris jadi di rumah satu minggu,” tanya mbak Sonia.
               “Ya minimal satu minggu. Tapi kalau belum selesai urusannya,
        yach mungkin bisa lebih lama di rumah.” jelas mas Faris sambil tangannya
        mengambil kedua tangan mbak Sonia, membawa ke pangkuannya dan
        mengusap-usapnya dengan penuh kasih sayang.




        20                   Suatu Malam di Sebuah Jalan_ Suci Harjono_sucihan03@gmail.com
   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25