Page 33 - Kumpulan CerPen-by Suci Harjono
P. 33
berbintang tiga ini memang cukup strategis. Terletak di pojok sebuah
pusat grosir terbesar di kota Solo, depan jalan utama dan persis di pinggir
perempatan jalan. Tak heran sampai saat ini masih ada sepuluh tukang
becak yang masih bertahan di pangkalan. Meskipun jauh berkurang
karena lima tahun yang lalu masih ada tigapuluh dua tukang becak yang
mengais rejeki .
“Wah, hebat. Benar-benar hebat nich pak Gubernur . Ck…ck…
ck….” Decakan kagum Slamet mengusik lamunan Karyo . Beberapa kali
terdengar gumaman Slamet.
“Memang lagi baca apa, Met?” tanya Karyo penasaran.
“Ini, pak Gubernur DKI. Pak Jokowi semakin populer saja. Banyak
survey yang menempatkan dirinya di atas Prabowo. Hehehehe,” jawab
Slamet tak lepas dari korannya.
“Ach, nggak usah percaya dengan survey. Itu khan bisa dipesan.
Huahahahahaha. “
“Maksudmu?” tanya Slamet sambil mengeryitkan alisnya.
“Ya kalau yang survey kubu Jokowi ya dia yang teratas. Tapi
kalau yang pesen survey Prabowo , ya pasti Prabowo yang diatas
Jokowi,” jawab Karyo mantap. Meskipun hanya tukang becak tetapi
Karyo tidak ketinggalan untuk mengikuti perkembangan politik di tanah
air. Terutama saat ini menjelang pilihan presiden. Dimana-mana orang
memperbincangkan soal calon presiden Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta.
Karyo tidak pernah absen ikut mendengarkan obrolan tetangga di pos
kamling saat malam hari sambil melihat berita di televisi. Jadi Karyo
sedikit banyak tahu informasi seputar Pilpres.
“Memang kenyataannya Jokowi lebih mumpuni dibanding
Prabowo. Selain punya pengalaman menjadi walikota dan gubernur
juga lebih sederhana dan merakyat,” kata Slamet tak bisa menutupi
kebanggaan terhadap calon presiden yang dia dukung.
“Hahahahahahahaha. Mumpuni gimana? Jelas lebih mumpuni
Prabowo dong. Tegas, disiplin! Pasti mampu memimpin bangsa Indonesia
ke depan.”
Suatu Malam di Sebuah Jalan_ Suci Harjono_sucihan03@gmail.com 33